© Shutterstock
Dalam suatu hubungan pasti selalu ada konflik. Nggak terkecuali hubungan orangtua dan anak, khususnya remaja alias anak abg.
Seperti yang kita ketahui ya, anak remaja itu beda banget dari anak-anak kecil. Mereka punya ego yang lebih besar dan cara marah yang berbeda. Kurang pahamnya orangtua dalam menangani anak remaja inilah yang bikin stigma anak remaja susah banget deket sama orangtuanya.
Tapi ga bisa sepenuhnya nyalahin si anak ya, karena orangtua juga bisa jadi penyebabnya. Yang paling utama adalah rasa gengsi untuk minta maaf. Kata maaf yang terucap dari orangtua ke anak remajanya itu jarang banget terdengar. Padahal justru kata 'pamungkas' inilah yang bikin hati si remaja luluh.
Seperti melansir pada Focus on The Family, curhatan seorang anak remaja ini menyadarkan sebagian besar orangtua untuk ga gengsi minta maaf kepada anaknya.
" Ketika ibu atau ayah saya mengatakan itu, itu sedikit mengubah keadaan. Untuk sesaat, saya harus mengesampingkan kemarahan dan luka saya dan mengubah pandangan saya terhadap mereka. Untuk sesaat, kita berada di level yang sama. Saya tidak melihat mereka sebagai figur otoritas, tetapi sebagai teman yang meminta maaf. Alasan saya tidak lagi melihat mereka sebagai figur otoritas adalah karena mereka rentan. Mereka tidak lagi memiliki 'dinding orangtua' di sekitar mereka.
Itu membuat saya merasa lebih baik ketika orang tua saya meminta maaf, karena mereka menyadari kesalahan mereka dan memperbaiki kesalahan. Saya melihat mereka lebih dari sekadar orang tua, tetapi juga teman. Permintaan maaf dari orang tua saya jarang terjadi, tetapi ketika saya mendapatkannya, saya tidak pernah kesulitan mengatakan, " Anda dimaafkan." curhatnya.
Jadi untuk orangtua di luar sana, jangan pernah gengsi ya untuk minta maaf duluan ke si remaja. Karena dengan meminta maaf tersebut, remaja bakal mencontoh nilai positif dari hal yang kita lakukan dan bisa menerapkannya di kemudian hari :)
