© Pinterest.com
Bullying, mungkin kata tersebut sering kita dengar di era saat ini. Tidak melihat dari jenis kelamin maupun usia, beberapa orang telah mengalami yang namanya Bullying. Seseorang yang pernah mengalami bullying, akan menjad trauma tersendiri bagi mereka. Terutama pada anak-anak.
Anak-anak yang mengalami cyberbullying akan mengalami kecemasan, ketakutan, bahkan depresi. Selain itu, mereka mungkin juga menghadapi gejala fisik yang berjuang secara akademis. Dikutip dari beberapa, ada dampak yang akan dialami oleh anak terkait cyberbullying yang telah dihadapi.
Bullying dikaitkan dengan banyak hasil negatif termasuk dampak pada kesehatan mental, penggunaan narkoba, dan bunuh diri. Penting untuk berbicara dengan anak-anak untuk menjelaskan dampak dari bullying.
Anak-anak yang diintimidasi dapat mengalami masalah fisik, sekolah, dan kesehatan mental yang negatif, seperti :
Anak-anak yang mengalami cyberbullying mungkin mengalami perubahan dalam kebiasaan makan seperti melewatkan makan atau makan berlebihan, dan pola tidur mereka mungkin terpengaruh. Mereka mungkin menderita insomnia, tidur lebih dari biasanya atau mengalami mimpi buruk. Masalah ini dapat bertahan hingga dewasa.
Selain mengalami depresi dan kecemasan, dampak yang akan dialaminya adalan menurunnya nilai akademis, skor tes standar, dan segala partisipasi sekolah. Mereka juga lebih cenderung ketinggalan pelajaran atau putus sekolah.
Saat anak-anak mengalami cyberbullying, mereka sering mengalami sakit kepala, sakit perut atau penyakit fisik lainnya. Stres bullying juga dapat menyebabkan kondisi yang berhubungan dengan stres seperti sakit maag dan kondisi kulit.
Biasanya cyberbullying terjadi di dunia maya, intimidasi online akan terasa permanen. Ketika cyberbullying terjadi, posting, pesan, atau teks yang tidak menyenangkan dapat dibagikan dengan banyak orang. Banyaknya volume orang yang tahu tentang intimidasi dapat menyebabkan perasaan penghinaan yang intens.
Kalau ada saudara kalian yang mengalami cyberbullying, khususnya anak-anak jangan abaikan perasaan mereka. Pastikan kamu berkomunikasi setiap hari, mengambil langkah-langkah untuk membantu mengakhiri siksaan dan mengawasi perubahan dalam suasana hati dan perilaku. Selain itu, lakukan perawatan kesehatan kalau melihat ada perubahan kepribadian.