© Shutterstock.com
Sejumlah ibu memilih untuk memperkenalkan empeng kepada buah hatinya yang masih bayi. Alasannya tentu beraneka macam misalnya agar bayi jadi lebih tenang, tidak rewel dan beberapa alasan lain. Di samping kegunaannya, ibu sebenarnya juga perlu memahami risiko dari penggunaan empeng ini.
Sekilas, penggunaan empeng nampaknya memang bisa memperingan tugas ibu dalam menjaga si kecil agar tidak rewel terlalu sering. Perhatian anak teralihkan dengan adanya empeng di mulutnya sehingga ia pun gak sampai nangis. Dilansir dari laman halodoc.com, berikut ini risiko penggunaan empeng yang terlalu dini pada bayi.
Penggunaan empeng yang terlalu dini ini ternyata malah akan mengganggu pertumbuhan gigi terutama pada bayi yang belum memiliki gigi. Ketika bayi menggigit-gigit empeng, gigi yang akan tumbuh ini malah tertahan akibat aktivitas tersebut sehingga pertumbuhannya jadi lambat. Kemudian, kalau giginya sudah tumbuh nanti bisa membuat gigi depan anak ini tumbuh miring atau malah maju ke depan.
Dampak penggunaan empeng yang berikutnya yaitu anak jadi bingput alias bingung puting. Beberapa anak yang dikasih empeng malah jadi bingung ketika nenen langsung pada ibunya. Akibatnya, anak hanya mau minum susu pakai dot dan tidak mau nenen langsung kepada ibunya.
Tak bisa dipungkiri kalau penggunaan empeng ini akan menyebabkan ketergantungan pada anak. Malah ada yang mengatakan kalau menyapih empeng ini lebih sulit daripada menyapih menyusu. Anak yang sudah kebiasaan pakai empeng ini bahkan mungkin akan terus berlanjut hingga agak besar.
Perawatan dan penyimpanan empeng yang kurang tepat akan membuatnya tidak higienis sehingga bisa menjadi tempat kuman menempel. Bila bayi terpapar kuman atau bakteri, hal ini bisa menyebabkan iritasi pada mulut atau giginya. Tentu Mom gak mau anak sampai mengalaminya, bukan?
Itulah beberapa dampak dari penggunaan empeng. Semoga ulasan ini cukup membantu sebagai bahan pertimbangan penggunaan empeng.