© Shutterstock.com
Sebagai orang tua kita tentu harus memberikan perhatian penuh pada tumbuh kembang buah hati kita. Ada banyak kemampuan yang akan mulai dikembangkan oleh anak seiring dengan bertambahnya usia.
Beberapa di antaranya terkait kemampuan membaca dan menulis. Banyak dari kita yang mungkin merasa panik si kecil yang sudah menginjak usia 7 tahun masih belum lancar membaca, sulit mengenal huruf dan lambat dalam menulis.
Kondisi itu disebut dengan disleksia. Dilansir dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa disleksia hanya masalah melihat huruf secara berkebalikan dan hurufnya lari atau terbang saat membaca.
Disleksia berkaitan dengan kesulitan dalam berbahasa. Jadi nggak hanya soal membaca saja tapi menulis dan menggunakan bahasa sosial juga tergolong dalam kondisi disleksia.
Kondisi disleksia ini disebabkan oleh kelainan neurobiologis pada anak. Mereka punya cara yang berbeda saat memroses informasi sehingga respon yang dihasilkan berbeda juga. Makanya salah satu ciri dari anak disleksia adalah mereka sulit memahami dan mengikuti instruksi lisan.
Meski punya kemampuan berbahasa yang kurang jika dibandingkan dengan anak lainnya, anak yang mengalami disleksia berpotensi punya kognitif yang baik. Anak disleksia punta tingkat kepintaran yang normal bahkan beberapa bisa di atas rata-rata.
Berikut tanda-tanda untuk mengenali kondisi disleksia pada anak:
Tanda awal anak mengalami disleksia bisa ditunjukkan melalui kesulitan dalam memahami fonem atau kemampuan untuk mengidentifikasi dan memanipulasi suara dalam kata. Contoh kemampuan membedakan fonem adalah sebagai berikut:
- Memecah suku kata dalam kalimat (berapa suku kata yang didengar pada kata " berhitung" )
- Membedakan bunyi huruf dalam kata-kata yang berbeda (huruf e pada " bebek" , " telor" )
- Isolasi fonem (huruf “ s” pada kata “ sapi” di awal, tengah atau akhir kata)
- Penghilangan huruf (kata " sapi" menjadi " api" , huruf s menjadi hilang)
- Kesulitan membaca kata
- Membaca huruf atau kata terbalik-balik
- Kesulitan mengidentifikasi bunyi huruf, apakah pada awal atau akhir suatu kata. Kata apa yang dimulai dengan huruf /r/ ? : " rel" atau " ular"
Tanda berikutnya bisa dilihat dari kemampuan membaca dan menulis yang di bawah kemampuan intelejensinya. Berikut yang harus kita waspadai:
- Kesulitan melakukan sekuensing : alfabet, nama bulan
- Tetap mengalami kesulitan dalam membedakan bunyi huruf
- Kesulitan menemukan kata untuk melabel suatu benda atau aktifitas : contoh naik ke atas pohon atau memanjat pohon, benda yang bulat untuk " bola"
- Kesulitan dalam mengorganisasikan kegiatan dan belajar
- Kesulitan dalam menceritakan suatu peristiwa
- Menghindar atau tidak suka kegiatan membaca
Jika kita menemukan tanda di atas, sebaiknya kita waspada. Namun jangan dulu menyimpulkan dan membuat diagnosis bahwa itu adalah disleksia.
Bisa aja itu adalah gangguan membaca atau bahasa lain. Untuk memastikannya dengan benar, sebaiknya kita berkonsultasi dengan dokter terkait kondisi anak.
Semoga informasi ini bisa bermanfaat ya!