© Freepik
Pernahkah kamu mendengar istilah “Inkompatibilitas Rhesus”? Istilah ini mungkin terdengar rumit, tapi jangan khawatir! Pada artikel ini, kita akan membahas mengenai inkompatibilitas rhesus dengan informatif dan menyenangkan!
Mari kita jelajahi lebih dalam mengenai pengertian, penyebab, gejala, dan pencegahan inkompatibilitas Rhesus.
Inkompatibilitas Rhesus adalah kondisi yang terjadi ketika darah ibu dan janin tidak cocok dalam hal faktor Rh. Ini dapat terjadi jika ibu memiliki darah dengan faktor Rh- dan janin memiliki darah dengan faktor Rh+. Meskipun seringkali tidak menimbulkan masalah pada kehamilan pertama, inkompatibilitas Rh dapat menjadi masalah serius pada kehamilan berikutnya jika tidak diobati.
© Freepik
Inkompatibilitas Rhesus terjadi ketika darah ibu dan janin tidak sesuai dalam hal faktor Rh. Faktor Rh adalah salah satu jenis antigen yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Jika seorang wanita dengan darah Rh- mengandung janin dengan darah Rh+, maka sistem kekebalan tubuh ibu dapat menganggap darah janin sebagai benda asing dan menghasilkan antibodi untuk melawannya.
Ini dapat terjadi saat persalinan, keguguran, atau tindakan medis lain yang menyebabkan perdarahan. Inkompatibilitas Rh seringkali terjadi pada kehamilan kedua atau selanjutnya, setelah sistem kekebalan tubuh ibu telah terpapar faktor Rh+ dari kehamilan sebelumnya.
© Freepik
Wanita Rh- yang mengandung janin Rh+ berisiko mengalami inkompatibilitas rhesus. Risiko ini lebih tinggi jika:
Ibu pernah hamil dengan janin Rh+ sebelumnya.
Ibu pernah mengalami keguguran atau aborsi dengan janin Rh+.
Ibu pernah menerima transfusi darah Rh+.
Gejala inkompatibilitas Rhesus pada ibu mungkin tidak terlihat pada kehamilan pertama, tetapi dapat muncul pada kehamilan berikutnya. Gejala yang mungkin timbul pada kehamilan dengan inkompatibilitas Rh antara lain:
- Anemia pada ibu
- Pembengkakan pada kaki, pergelangan tangan, atau wajah
- Tekanan darah tinggi
- Gagal jantung
- Kerusakan hati dan limpa
- Penyakit kuning (jaundice) pada bayi yang baru lahir
- Anemia pada bayi
- Masalah perkembangan pada bayi
© Freepik
Pencegahan inkompatibilitas Rhesus dapat dilakukan dengan memberikan terapi anti-Rh kepada ibu selama kehamilan dan setelah persalinan. Terapi ini bertujuan untuk mencegah produksi antibodi Rh oleh sistem kekebalan tubuh ibu. Pencegahan juga dilakukan dengan mengidentifikasi faktor Rh darah ibu dan janin pada awal kehamilan melalui tes darah rutin.
Selain itu, wanita yang memiliki faktor Rh- dan berencana untuk hamil dapat berkonsultasi dengan dokter mereka untuk mengetahui risiko inkompatibilitas Rh dan langkah-langkah pencegahan yang tepat. Ini termasuk memonitor kehamilan dengan cermat dan mengambil langkah-langkah medis yang diperlukan untuk mengurangi risiko komplikasi.
Wanita Rh- yang hamil dengan janin Rh+ juga bisa diberikan suntikan imunoglobulin anti-D untuk mencegah komplikasi. Suntikan ini bisa diberikan pada saat 28 minggu kehamilan, setelah keguguran atau aborsi janin Rh+, atau setelah melahirkan janin Rh+
© Freepik
Pengobatan inkompatibilitas rhesus tergantung pada tingkat keparahannya. Pengobatan dapat berupa berikut :
Transfusi darah untuk bayi
Pertukaran darah (exchange transfusion) untuk bayi
Terapi fototerapi untuk bayi
Inkompatibilitas rhesus adalah kondisi yang dapat dicegah dan diobati. Jika kamu hamil dengan golongan darah Rh- dan kamu khawatir tentang inkompatibilitas rhesus, bicarakan denhan dokter kandunganmu.
Inkompatibilitas Rhesus adalah kondisi serius yang terjadi ketika darah ibu dan janin tidak cocok dalam hal faktor Rh. Meskipun seringkali tidak menimbulkan masalah pada kehamilan pertama, inkompatibilitas Rh dapat menyebabkan komplikasi serius pada kehamilan berikutnya jika tidak diobati.
Oleh karena itu, penting bagi wanita yang memiliki faktor Rh negatif untuk mendapatkan perawatan prenatal yang tepat dan memperhatikan langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan oleh dokter mereka.
Dengan diagnosis dini dan pengelolaan yang tepat, risiko komplikasi akibat inkompatibilitas Rhesus dapat diminimalkan, dan ibu serta bayi dapat tetap sehat selama kehamilan dan persalinan. Semoga bermanfaat!
Editor: Najwa Al Rasyidah