© Gltc.co.uk
Salah satu keseruan orang tua saat baru memiliki anak adalah ketika diminta untuk membeli baju dan memakaikannya pada si buah hati. Bagi beberapa orang, keseruan mendandani anak ini sama seperti main boneka Barbie.
Memang sih, sebagai orang tua pasti Diazens sekalian ingin menularkan selera berpakaian terbaik yang dipunyai. Pokoknya jangan sampai si kecil tampil aneh atau nggak sesuai selera kita deh.
Namun pada porsi yang berlebihan, keinginan orang tua untuk memilihkan pakaian ini ternyata memiliki beberapa efek samping yang patut diwaspadai lho.
Salah satu dampak paling utama dari terlalu memaksakan pilihan pakaian untuk anak adalah secara tidak sadar orang tua bisa jadi membatasi ruang ekspresi buah hati.
Bagi anak-anak, memilih pakaian adalah kegiatan eksperimen yang tak jauh beda dengan corat-coret ruang kosong. Semakin sering mencoret, maka anak akan dapat menemukan bentuk ideal untuk digambar dengan lebih jelas.
Begitu juga dalam hal memilih pakaian. Semakin sering anak memilih pakaiannya sendiri, maka ia juga akan segera menemukan gaya yang jadi seleranya. Nggak melulu diaturkan orang tua.
Hal sederhana seperti memberi kebebasan memilih pakaian ini ternyata juga memengaruhi aspek lain yang tak kalah penting, yakni kreativitas dan kemandirian.
Pakar tumbuh kembang anak di Williams College, Massachusetts, Susan Engel, mengatakan jika ketergantungan pada orang tua dalam memilih pakaian bisa berdampak pada pertumbuhan anak bertahun-tahun ke depan.
" Jangan langsung memutuskan pakaian apa yang harus dikenakan oleh anak. Orang tua harus mulai meminta pendapatnya sebelum membeli pakaian," terang Susan Engel dilansir dari laman Reuters.
" Apakah dia lebih suka t-shirt atau kemeja? Beri opsi lewat pilihan warna agar anak bisa menentukan mana yang ingin dia pakai."
Mulai memberi kepercayaan anak untuk memilih pakaiannya sendiri tentu tidak mudah. Memang sih anak di usia sangat dini belum memiliki selera yang jelas sehingga penampilan mereka hampir seratus persen jadi aneh kalau diberi kepercayaan penuh mendandani diri sendiri. Namun justru di situlah letak pembelajarannya.
Anak mendapatkan ruang terbuka untuk menuangkan ragam ekspresi lewat pilihan pakaian yang ia ingin kenakan. Masalah bagus atau jelek, tentu lambat-laun dia akan belajar soal itu.
" Nggak masalah kalau anak membuat kesalahan berpakaian. Kalau anak memilih baju yang orang tua rasa norak atau aneh sehingga ia jadi digoda atau diolok orang, tentu hal tersebut akan jadi momentum belajar yang berharga," terang Susan Engel.
Saat anak diberi kebebasan memilih pakaian sendiri, ia akan mendapatkan pembelajaran lanjutan, yakni menentukan kepantasan sosial yang dicitrakan lewat pakaian yang ia kenakan.
Peran orang tua sangat penting dalam tahap ini untuk memperkenalkan berbagai jenis pakaian berdasarkan kebutuhannya seperti baju untuk di rumah, baju untuk pergi main, baju untuk acara formal, baju untuk ke sekolah, dan lain sebagainya.
Dari belajar memilih pakaian yang pantas, nantinya orang tua juga bisa mengajarkan tentang kepantasan berperilaku sesuai dengan lingkungannya seperti bagaimana bersikap pada teman dan apa bedanya dengan bersikap pada orang dewasa.
Hmm, ternyata memberi anak wewenang memilih pakaiannya sendiri bisa memiliki berbagai dampak ya. Yuk kita beri ruang ekspresi yang luas untuk anak menentukan pakaiannya sendiri, Moms!