Pentingnya Mengajari Anak Menerima Kekalahan, Biar Nggak Nyalahin Stik Kalau Kalah Main PS

Reporter : Firstyo M.D.
Jumat, 13 Maret 2020 11:00
Pentingnya Mengajari Anak Menerima Kekalahan, Biar Nggak Nyalahin Stik Kalau Kalah Main PS
Biar dia makin lapang dada dan nggak banyak alasan.

Waktu kalah main lompat tali, nyalahin talinya. Katanya kurang kencang nggak kayak tali silaturahmi.

Waktu kalah main catur, nyalahi papannya. Katanya nggak seimbang kayak papan skateboard Tony Hawk.

Waktu kalah main PS, eh nyalahin stik.

1 dari 3 halaman

Kita pasti punya teman yang selalu punya alasan kalau kalah dalam suatu permainan kayak di atas. Atau mungkin justru kamu sendiri yang kayak gitu.

Orang tua bisa mendidik anak untuk bisa membuat mereka lebih bisa menerima kekalahan atau kegagalan yang dialami. Tapi sebelumnya, tentu orang tua harus mengetahui dulu apa penyebab sifat tersebut muncul.

Kecenderungan untuk menyalahkan faktor lain atas kegagalan yang dialami itu dikarenakan adanya dorongan ego defense mechanism.

Ego defense mechanism ini adalah teori psikologi yang ditemukan oleh Freud. Ini merupakan mekanisme pertahanan diri yang digunakan manusia atau sekelompok orang untuk melindungi dirinya dari keadaan yang mengancam atau melukai egonya. Secara sederhana, mekanisme perlindungan ini muncul untuk mempertahankan citra diri di muka umum.

Karena nggak ingin citra dirinya tercoreng itulah seorang anak cenderung menyalahkan hal lain atas kegagalannya untuk menutupi kesalahan yang mungkin dilakukannya sendiri.

2 dari 3 halaman

Setelah mengetahui penyebab tersebut, orang tua bisa mulai memperbaiki perilaku anak. Bisa dimulai dengan menanamkan bahwa gagal itu nggak apa-apa.

Mereka yang cenderung ngeles waktu kalah atau gagal adalah mereka yang merasa bahwa satu kegagalan akan mempermalukan dirinya. Padahal, yang terpenting dari sebuah kegagalan adalah bagaimana kita mengambil pelajaran dari hal tersebut untuk melangkah ke depannya.

Agar anak terbiasa untuk gagal (dalam maksud yang positif), orang tua harus mendukungnya untuk mencoba banyak hal baru. Semakin banyak hal yang dipelajari, anak akan semakin merasa bahwa kegagalan adalah salah satu tahap pembelajaran sehingga nggak perlu malu untuk mengakuinya.

3 dari 3 halaman

Reaksi orang tua terhadap kegagalan anak juga sangat berpengaruh ke bagaimana anak menyikapinya. Agar anak bisa menerima kekalahan dan kegagalan, sebaiknya orang tua juga nggak hanya mengapresiasi keberhasilan yang didapat oleh anak.

Apresiasi juga usaha yang dilakukan oleh anak meskipun belum berbuah hasil. Dukungan seperti ini untuk membuat anak bisa lebih menghargai proses yang dilakuan.

Terakhir, menyayangi anak tanpa syarat sangat perlu dilakukan oleh orang tua. Sebisa mungkin orang tua nggak membedakan perlakuan saat anak sukses atau saat berhasil. Gagal atau berhasil, sayangilah dia dengan kadar yang sama.

Beri Komentar