© Consumerreports.org
Virus corona memang tergolong jenis virus baru yang masih harus banyak diteliti lagi oleh para ahli. Hingga saat ini wabah ini masih menghantui banyak negara di dunia. Nggak cuma menyerang orang dewasa, tapi anak-anak hingga bayi pun bisa menjadi korban dari penyakit berbahaya ini.
Dilansir dari Parents.com, sekitar 100 anak di New York telah dirawat di rumah sakit akibat penyakit misterius yang disebut sindrom inflamasi multisistem pediatrik. Diperkirakan sudah ada lima pasien yang meninggal akibat penyakit ini.
Rata-rata pasien yang terkena sindrom inflamasi multisistem pediatrik berusia cukup muda yaitu 1 tahun hingga 18 tahun. Kondisi ini hampir sama dengan toxic shock syndrome dan penyakit Kawasaki yang mungkin memiliki hubungan dengan COVID-19.
Departemen Kesehatan di New York telah mempelajari 15 pasien dengan sindrom inflamasi multisistem pediatrik. Pihaknya mengungkapkan bahwa semua pasien mengalami demam dan setengan dari mereka juga memiliki gejala ruam, sakit perut, muntah, dan diare. Selain itu, kurang dari setengah pasien mengalami gejala pernapasan.
Para ahli kemudian berpendapat bahwa penyakit misterius ini memiliki hubungan dengan COVID-19. Departemen Kesehatan New York melaporkan bahwa dari 15 pasien yang diteliti, terdapat empat pasien yang terdeteksi positif virus corona.
Sementara enam lainnya positif serologi, yang berarti mereka memiliki antibodi virus corona. Hal itu menunjukkan bahwa pasien-pasien tersebut mungkin sebelumnya telah terinfeksi virus corona. Dokter percaya bahwa penyakit ini muncul 4 sampai 6 minggu setelah paparan COVID-19.
Meskipun para ahli nggak memahami secara penuh tentang sindrom radang multisistem pediatrik ini, tapi penyakit tersebut punya beberapa kesamaan dengan penyakit Kawasaki. Meski terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa penyakit Kawasaki punya hubungan dengan COVID-19, namun penting bagi kita untuk memahami gejala penyakit Kawasaki mulai dari sekarang.
Penyakit Kawasaki merupakan kondisi langka yang biasanya menyerang bayi dan anak kecil. Menurut Lolita McDavid, MD, profesor kedokteran anak dan remaja di Case Western Reserve University, kondisi ini menyebabkan peradangan (pembengkakan dan kemerahan) pada pembuluh darah di seluruh tubuh.
Dokter nggak mengetahui secara persis penyebab dari penyakit Kawasaki, namun mereka percaya bahwa hal itu terjadi saat sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan pada sebuah pemicu yang nggak diketahui. Reaksi berlebihan menyebabkan peradangan pembuluh darah yang nggak terkendali. Penyakit ini biasanya terjadi pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun.
Michael Chang, MD, seorang dokter anak khusus penyakit menular di McGovern Medical School di UTHealth di Houston, mengungkapkan bahwa gejala penyakit Kawasaki bisa muncul secara bertahap. Untuk mendapatkan diagnosis, pasien harus mengalami demam selama setidaknya lima hari, beserta beberapa gejala berikut.
Biasanya kondisi ini disertai oleh kemerahan pada telapak tangan, terlapan kaki, serta jari dan kaki bengkak.
Beberapa pasien mengalami bibir sangat merah yang pecah-pecah dan berdarah. Lidah, mulut, dan tenggorokan juga terlihat iritasi. Pasien anak-anak juga mungkin mengalami lidah merah dengan benjolan putih di permukaan.
Berbeda dengan infeksi mata pada umumnya, mata merah pada gejala penyakit Kawasaki biasanya nggak menyebabkan mata kering.
Kondisi ini biasanya ditemukan pada punggung, perut, lengan, tungkai, dan area genital.
Biasanya kondisi ini terjadi pada bagian leher pasien.
Jika anak mengalami gejala tersebut sebaiknya segera bawa mereka ke dokter untuk menjalani pemeriksaan.