Angka Pernikahan di Indonesia Menurun, Apa Penyebabnya? Begini Penjelasannya

Reporter : TIM MAGANG ASIK
Rabu, 5 Juni 2024 14:15
Angka Pernikahan di Indonesia Menurun, Apa Penyebabnya? Begini Penjelasannya
Meskipun angka pernikahan menurun, hal ini bukan berarti nilai dan pentingnya pernikahan berkurang

Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, pernikahan di Indonesia menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, yaitu terjadinya penurunan angka pernikahan. Fenomena ini tak hanya menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat, tetapi juga memicu berbagai pertanyaan dan kekhawatiran.

Fenomena ini menarik untuk dipelajari karena memberikan gambaran tentang perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat. Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap menurunnya angka pernikahan di Indonesia. Yuk kita bahas!

 

1 dari 7 halaman

Perubahan Gaya Hidup dan Prioritas

Angka Pernikahan di Indonesia Menurun© Freepik

Salah satu penyebab utama menurunnya angka pernikahan adalah perubahan gaya hidup dan prioritas. Generasi muda saat ini lebih fokus pada pendidikan dan karier. Mereka cenderung menunda pernikahan demi mencapai stabilitas finansial dan profesional.

Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pendidikan dan peluang karier, banyak yang memilih untuk mengejar mimpi dan ambisi pribadi terlebih dahulu.

Tidak bisa dipungkiri, biaya pernikahan di Indonesia bisa sangat tinggi. Mulai dari mahar, pesta pernikahan, hingga berbagai upacara adat yang memerlukan biaya besar. Tekanan finansial ini membuat banyak pasangan menunda atau bahkan mempertimbangkan kembali untuk menikah. 

Mereka mungkin memilih untuk menabung lebih lama atau mencari alternatif yang lebih terjangkau, tetapi seringkali hal ini berujung pada penundaan pernikahan.

 

2 dari 7 halaman

Pandangan Terhadap Pernikahan

Angka Pernikahan di Indonesia Menurun© Freepik

Pandangan masyarakat terhadap pernikahan juga mengalami perubahan. Dulu, pernikahan dianggap sebagai suatu keharusan dan simbol status sosial. Namun, kini banyak yang melihat pernikahan sebagai pilihan pribadi. Kebebasan individu dan hak untuk menentukan jalan hidup sendiri lebih dihargai. 

Hal ini membuat tekanan sosial untuk menikah menjadi berkurang, dan banyak yang memilih untuk tidak menikah atau menunda pernikahan.

Usia menikah di Indonesia juga mengalami peningkatan. Menurut data, usia rata-rata menikah baik bagi pria maupun wanita semakin bertambah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk lamanya waktu yang dihabiskan untuk pendidikan dan pengembangan karier. Dengan meningkatnya usia menikah, angka pernikahan secara keseluruhan pun menurun.

 

3 dari 7 halaman

Kesadaran Akan Hak dan Kewajiban

Kesadaran akan hak dan kewajiban dalam sebuah pernikahan semakin tinggi. Banyak yang menyadari bahwa pernikahan bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang tanggung jawab dan komitmen jangka panjang. 

Kesadaran ini membuat banyak orang lebih berhati-hati dalam memutuskan untuk menikah. Mereka ingin memastikan bahwa mereka benar-benar siap baik secara emosional maupun finansial sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.

 

4 dari 7 halaman

Pengaruh Media dan Teknologi

Angka Pernikahan di Indonesia Menurun© Freepik

Perkembangan media dan teknologi juga berperan dalam menurunnya angka pernikahan. Media sosial dan aplikasi kencan memberikan alternatif dalam membangun hubungan tanpa harus terburu-buru menikah. Selain itu, paparan terhadap berbagai pandangan dan gaya hidup dari berbagai belahan dunia membuat generasi muda lebih terbuka terhadap konsep hidup tanpa menikah atau menunda pernikahan.

Tantangan ekonomi juga tidak bisa diabaikan. Ketidakstabilan ekonomi, sulitnya mencari pekerjaan, dan tingginya biaya hidup membuat banyak orang ragu untuk menikah. Mereka khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga jika menikah dalam kondisi finansial yang belum stabil.  Oleh karena itu, mereka memilih untuk menunda pernikahan sampai merasa lebih siap secara ekonomi.

 

5 dari 7 halaman

Pendidikan, Kesetaraan Gender, dan Faktor Psikologis

Angka Pernikahan di Indonesia Menurun© Freepik

Peningkatan akses terhadap pendidikan, terutama bagi perempuan, telah mengubah dinamika pernikahan di Indonesia. Perempuan yang lebih terdidik cenderung menunda pernikahan untuk mengejar pendidikan dan karier. Selain itu, kesetaraan gender yang semakin diakui juga memungkinkan perempuan untuk lebih bebas dalam menentukan kapan dan dengan siapa mereka ingin menikah. Juga membuat mereka lebih selektif dalam memilih pasangan dan menunda pernikahan hingga usia yang lebih tua.

Pergeseran nilai dan gaya hidup masyarakat, seperti tren individualisme dan fokus pada karir, membuat banyak orang yang menunda pernikahan untuk mengejar impian dan ambisi pribadi. Terdapat beberapa orang yang memiliki ketakutan akan komitmen. Yang ditakutkan adalah komitmen dalam jangka panjang dan tanggung jawab pernikahan membuat banyak orang enggan untuk menikah.

Selain itu terdapat beberapa orang yang trauma akan pernikahan. Pengalaman buruk dalam pernikahan orang tua, orang disekitar, atau bahkan pengalaman sendiri ketika berpasangan dengan orang lain dapat membuat seseorang trauma dan ragu untuk menikah.

 

6 dari 7 halaman

Dampak Penurunan Angka Pernikahan

Angka Pernikahan di Indonesia Menurun© Freepik

  • Penurunan Angka Kelahiran. Penurunan angka pernikahan dapat menyebabkan penurunan angka kelahiran, yang berimplikasi pada pertumbuhan penduduk dan struktur demografi negara.

  • Meningkatnya Populasi Lansia. Meningkatnya populasi lansia tanpa pasangan dapat menimbulkan masalah sosial dan ekonomi, seperti kesepian dan beban bagi negara.

  • Memudarnya Nilai-Nilai Kekeluargaan dan Kebersamaan. Penurunan angka pernikahan dapat memicu memudarnya nilai-nilai kekeluargaan dan kebersamaan dalam masyarakat.

Solusi untuk Meningkatkan Angka Pernikahan:

  • Pemerintah:

  • Memberikan bantuan dan insentif pernikahan bagi pasangan muda, seperti keringanan pajak atau subsidi perumahan.

  • Meningkatkan edukasi tentang pentingnya pernikahan dan keluarga.

  • Masyarakat:

  • Menerima dan menghargai berbagai pilihan hidup, termasuk menikah di usia muda atau menunda pernikahan.

  • Mempermudah proses pernikahan dan menghilangkan stigma negatif terhadap pernikahan.

  • Meningkatkan dialog dan komunikasi antar generasi tentang pernikahan dan keluarga.

 

7 dari 7 halaman

Meskipun angka pernikahan menurun, hal ini bukan berarti nilai dan pentingnya pernikahan berkurang. Sebaliknya, banyak orang kini lebih mempertimbangkan matang-matang sebelum menikah, memastikan bahwa mereka siap secara emosional, finansial, dan komitmen. 

Dengan memahami penyebab-penyebab ini, kita dapat lebih bijak dalam menghadapi perubahan sosial yang terjadi dan mendukung generasi muda dalam membuat keputusan terbaik untuk hidup mereka. Semoga bermanfaat!

Editor: Najwa Al Rasyidah

Beri Komentar