©shutterstock.com/220 Selfmade Studio
Salah satu pemicu stres paling utama dalam berkeluarga adalah ketidakstabilan ekonomi. Banyak hal yang dapat memicu munculnya permasalahan ini, seperti naiknya harga kebutuhan rumah tangga, masalah lain yang datang diluar prediksi, dan lain-lain. Sayangnya, beberapa diantara mereka mungkin nggak bisa kamu hindari.
Masalah keuangan keluarga seringkali menjadi isu sensitif bagi sebagian orang tua. Banyak orang tua yang nggak menganggap manajemen keuangan sebagai bagian hal penting yang harus diajarkan kepada anak. Ini bisa terjadi karena mereka menganggap keuangan adalah sesuatu yang tabu dan memusingkan.
Perlu diingat nih, meskipun permasalahan keuangan keluarga bukan ‘tanggung jawab’ anak, tapi penting loh bagi mereka untuk mengetahui situasinya.
Mendiskusikan permasalahan keuangan pada anak adalah hal penting yang membuka banyak pintu untuk masalah keuangan orang tua. Dengan penjelasan yang tepat, anak bisa menggunakan kesadarannya untuk menghargai uang, menghemat, bahkan menabung untuk hal mendesak di kemudian hari.
Memang sih, menjelaskan masalah finansial ke anak bukanlah hal yang mudah. Kesalahan diksi, nada, hingga timing obrolan mengenai hal sensitif ini mungkin akan membuat anak merasa terbebani dan stres. Oleh karena itu, berikut adalah beberapa hal yang bisa kamu perhatikan sebelum memberi tahu masalah keuangan keluarga pada anak.
Bicara tentang uang adalah hal yang penuh tantangan dan menyulitkan ya, Diazens. Sebagai orang tua, penting bagi kita untuk tau tingkat stres yang mungkin dialami anak ketika menerima informasi ini di kemudian hari. Untuk itu, diperlukan adanya pendekatan untuk mengenalkan anak pada sebuah permasalahan dalam keluarga.
Sejauh mana kita ingin mereka tau tentang permasalahan dalam keluarga? Ini sangat penting untuk menjaga anak dari pikiran berlebihan yang menyulitkan mereka. Jika ada, berikan pula solusi yang akan kamu lakukan untuk mengatasi permasalahan ini.
Meski sulit dan memancing emosi, pemilihan bahasa dan nada memberi dampak besar pada persepsi anak tentang keadaan kita. Berikan penjelasan dengan perlahan dan tenang, jangan biarkan anak merasa tertekan. Jangan lupa, jelaskan kalau hal ini terjadi bukan karena mereka, dan mereka akan baik-baik saja!
Jika dalam kondisi keuangan yang sulit ini kamu sedang membuat prioritas keuangan, nggak ada salahnya untuk memberikan penjelasan kepada anak dengan cara yang bisa dia mengerti.
Dilansir dari Parent, Amy Morin, seorang psikoterapis menyarankan untuk ngasih tau ke anak sehingga mereka bisa tahu apa yang akan terjadi. Dia memberikan contoh sebagai berikut “ Kita nggak menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak kita perlukan di bulan ini yah. Tapi kita masih bisa kok melakukan hal-hal menyenangkan yang gratis, misalnya bermain di taman bermain dekat rumah.”
Nggak apa-apa kok berterus terang ke anak bahwa saat ini keluarga sedang membatasi pengeluaran hanya pada hal penting saja, tapi coba untuk tak membuat mereka khawatir.
Menurut Morin, yang paling penting adalah penjelasan sederhana kepada anak dan kepastian kalau para orang dewasa bisa menghadapinya.
“ Kami bekerja keras buat membayar tagihan, tapi sayangnya buat beberapa waktu ke depan, kita nggak akan bisa beli mainan atau makan di luar ya!”
Anak-anaka bakalan ngerasa aman kalau orang tua mereka menyampaikan kondisi kesulitan mereka tapi juga meyakinkan kalau orang tua bisa menangani situasi tersebut.
Jangan biarkan anak-anak mengalami atau menyaksikan percakapan yang mengecewakan mereka. Misalnya, perdebatan orang dewasa tentang uang dan lainnya. Sebab menurut Morin, anak-anak sering mengambil kesimpulan sendiri dari apa yang mereka lihat. Jadi kalau orang tua nggak memberikan penjelasan, anak-anak mungkin akan mengkhawatirkan hal yang buruk.
Hindari menceritakan secara berlebihan kepada anak-anak tentang kemungkinan terburuk dari masalah keuangan keluarga. Sebaiknya orang tua menekankan kepada anak bahwa dalam kondisi ekonomi yang berubah ini, ada hal-hal yang masih akan sama.
Jika sudah selesai dengan penjelasan, kasih kesempatan anak untuk merespon dan bertanya. Meskipun kamu mungkin nggak punya atau belum punya jawaban atas pertanyaan mereka, berikan penjelasan bahwa kalian akan menemukan jawaban dan melewati hari-hari sulit ini bersama.
Nggak hanya itu, ngobrolin masakan keuangan keluarga kepada anak juga harus dilakukan sesuai dengan usia anak. Seperti apa?
Di usia ini, anak-anak belum memahami tentang konsep uang, gimana uang didapatkan dan dibelanjakan.
Mereka udah bisa menerima penjelasan sederhana tentang gimana cara mendapatkan uang, membelanjakannya dan lainnya. Untuk mereka, jelaskan bahwa orang tua sedang menabung dan membelanjakan uang hanya untuk hal-hal yang penting saja.
Anak-anak usia SMP udah bisa mengerti pembicaraan yang lebih rinci tentang uang. Mereka mungkin udah bisa paham kalau orang tua nggak lagi membeli barang-barang yang mahal atau nggak makan di luar dulu karena harus mendahulukan membayar tagihan yang penting.
Mereka udah bisa diajak ngobrol tentang keuangan, mempelajari nilai uang dan lainnya. Nah, jadikan hal ini sebagai cara ngobrolin masalah keuangan kepada anak. Misalnya, berapa gaji, berapa banyak tagihan kebutuhan primer dan perbandingan antar keduanya.
Misalnya, pendapatan orang tua sebulan ini hanya cukup untuk membayar cicilan, listrik, uang sekolah dan makan sehari-hari saja ya.
Pemahaman ini membantu mereka melihat bahwa ketika orang tua nggak membelikan apa yang anak mau, itu bukan karena orang tua tidak ingin membelikannya. Namun sebagai satu keluarga, orang tua nggak punya uang untuk itu.
Nah, itu dia beberapa informasi dan cara yang tepat menjelaskan permasalahan keluarga pada anak.
Penting bagi mereka untuk tahu dan terlibat dalam permasalahan keluarga loh. Meskipun sulit, tapi ini adalah bentuk kamu menghargai anak sebagai bagian dari keluargamu. Percaya deh, nantinya permasalahan ini akan jadi pelajaran keuangan paling berharga yang nggak mereka dapatkan dimanapun dan akan menyelamatkan mereka dikemudian hari!
Penulis : Fishella W.