© IStock
Bagi setiap orang yang punya pengalaman dibully atau body shaming seringkali menghadapi kesulitan untuk melupakan pengalaman itu. Tapi, bukan berarti kita harus terus terpuruk dan ketakutan akan masa lalu. Semua pengalaman bisa menjadi pelajaran dan guru terbaik dalam hidup kita.
Hal itu pula yang dilakukan oleh seorang ibu yang pernah mengalami body shaming di masa sekolahnya. Dari yang saya baca di Scary Mommy, sang ibu mengungkapkan bahwa dirinya pernah menjadi bahan olokan para murid cowok di kelasnya bahkan keluarganya sendiri.
Awalnya dia salah menggunakan produk yang membuat kulitnya berubah warna dan rambutnya menjadi rusak. Saat sampai di sekolah, teman-teman yang dia anggap dekat dengannya seketika langsung menjauhinya.
Yang lebih parah lagi, dia jadi bahan olok-olokan para murid cowok di jam istirahat karena penampilannya itu. Selain karena penampilannya, teman-temannya juga melakukan body shaming dengan mengatainya gendut. Seketika dia pun nggak bisa menahan air mata dan menangis.
Hal itu bukanlah kali pertama dirinya mengalami body shaming. Banyak kejadian memilukan yang harus dialami si ibu karena tubuhnya yang nggak ideal di mata orang di sekitarnya.
Pengalaman itulah yang membuat dirinya berusaha keras untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Bahkan dia pun nggak pernah merasa nyaman di rumahnya sendiri karena keluarganya pun sering mengkritik penampilannya.
Sejak itu dia mulai punya obsesi untuk mengubah bentuk tubuhnya. Bukannya berhasil tapi ibu ini malah kecanduan pil diet dan mengalami eating disorder karena berusaha punya badan seperti cewek-cewek yang ada di majalah dan televisi.
Meski harus mengalami banyak pengalaman body shaming dalam hidupnya, ibu itu pun akhirnya sadar bahwa kesalahan bukan ada pada dirinya tapi standar masyarakat.
Berdasarkan data yang diungkapkan National Eating Disorders Association, 69% gadis berusia sekolah dasar yang membaca majalah mengatakan bahwa isi majalah mempengaruhi pemikiran mereka tentang tubuh sempurna. Bahkan sebanyak 47% dari para gadis itu juga setuju bahwa gambar di majalah membuat mereka ingin menurunkan berat badan.
Ibu ini kemudian menghimbau setiap orang tua untuk mengajarkan pada anak mereka betapa berbahayanya body shaming. Menghina fisik seseorang bisa benar-benar menghancurkan kehidupan mereka. Anak laki-laki dan perempuan sama-sama harus tahu caranya menghargai bentuk tubuh orang lain.
Mengajarkan anak bahwa bentuk tubuh mereka nggak akan mengurangi kenyataan bahwa mereka berharga juga perlu dilakukan. Hal ini bisa membantu anak mencintai tubuhnya sendiri.
Saat ini sang ibu punya anak perempuan berusia empat tahun. Dirinya berusaha keras untuk membuat sang anak merasa nyaman dengan bentuk tubuhnya sendiri. Si ibu memulainya dengan memberikan seluruh cinta dan perhatian yang nggak pernah dia dapatkan di masa kecilnya pada sang anak. Dengan begitu dia berharap sang anak nggak mengalami body shaming yang pernah dia alami di masa lalu.
Semoga kita juga bisa meniru ibu ini dengan selalu memberikan motivasi pada anak untuk mencintai tubuh mereka seniri.