© Shutterstock
Beberapa waktu lalu saya memperhatikan ada sebuah tren baru di twitter yang bernama 'Poop Challenge'. Pada challenge ini seseorang akan nge-prank siapapun baik kerabat atau anggota keluarga dengan berpura-pura sedang BAB lalu meminta tisu, kemudian memberikan 'pup' yang tentu saja bukan asli kepada korban. Reaksi korban adalah poin utama dari challenge ini, tentu saja yang kita harapkan adalah reaksi seperti marah, kesal, dan jengkel.
Tapi, beda sama anak dalam video yang saya tonton ini. Dalam video yang diunggah lewat akun twitter @xiaraaaaa_, ia mengatakan bahwa ia melakukan prank challenge ini pada putrinya. Namun, nggak disangka-sangka ternyata reaksi putrinya tersebut diluar dugaan. Berikut videonya.
Did the poop challenge on my daughter , ???????????? (used peanut butter) but this was her reaction ????
— Xiaraaaaa , (@xiaraaaaa_) March 22, 2020
Gosh I love her sooo much ?? pic.twitter.com/IxP1lEAnm9
Dikira akan marah atau kesal, putri dari pemilik akun @xiaraaaaa_ ini justru sebaliknya. Meskipun pada awalnya ia merasa sedikit jijik, namun pada akhirnya bocah ini nggak marah sama sekali.
" Apa kamu marah padaku?" kata Xiara.
" Tidak, aku selalu tidak pernah marah kepadamu," jawab bocah itu dengan tenang.
Reaksinya yang diluar dugaan ini kemudian membuat para netizen merasa luluh dan memujinya. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa reaksi anak ini adalah cerminan orangtuanya ketika ia juga melakukan kesalahan.
her reaction is a direct reflection of how you react when she makes mistakes; comforting and assuring rather than damning and condescending, thank God for parents like you ????
Cukup masuk akal ya mendengar pernyataan itu, karena seperti yang sering kita dengar 'buah itu jatuh nggak jauh dari pohonnya'. Hal ini karena apa yang ditunjukan oleh anak merupakan bentuk hasil belajar dari apa yang diajarkan oleh orangtuanya atau bagaimana orangtua bersikap pada situasi yang serupa.
Seorang psikolog dari Harvard, menyarankan agar orangtua bisa menjadi model atau teladan berperilaku bagi anak. Seperti video yang udah kita lihat sebelumnya misalnya, bisa saja orangtua anak tersebut adalah orangtua yang nggak pemarah dan lembut meskipun anak sering membuat kesalahan. Maka anak juga akan melakukan hal yang sama dan memaklumi saat orangtuanya berbuat salah.
Nah karena peran orangtua itu penting banget buat karakter awal anak, maka jangan lupa untuk selalu bersikap bijak ya, parents! :)