© Shutterstock.com
Hari Lingkungan Hidup Sedunia jatuh pada tanggal 5 Juni. Momen ini menjadi waktu yang tepat untuk mengingatkan kembali pada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dari kerusakan melalui kebiasaan baik yang dilakukan setiap hari.
Untuk merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, UNDP yang merupakan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengadakan webinar bersama para ahli dan influencer muda untuk mengajak pemuda Indonesia ikut menerapkan gaya hidup hijau bebas emisi. Diharapakan hal ini dapat membuat masyarakat mulai melakukan cara-cara inovatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Acara bertajuk "Hemat Energi, Tetap Ramah Lingkungan" itu dilakukan secara virtual bersama dengan pembicara kunci dari pemerintah, pengusaha muda dan aktivis lingkungan. Proyek Transformasi Pasar untuk Energi Terbarukan dan Efisiensi Energi (MTRE3) UNDP bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam penyelenggaraan acara ini.
Dalam siaran pers UNDP, Sophie Kemkhadze, Deputy Resident Representative UNDP Indonesia, mengajak masyarakat untuk menerapkan go green agar tujuan pembangunan berkelanjutan bisa tercapai.
" Hilanglah sudah hari-hari untuk penggunaan bahan bakar dan energi fosil. Sebaliknya, kita merangkul era baru inovasi di mana kita bertransisi ke tingkat emisi nol, dan konsumsi energi terbarukan. Pergeseran ini merupakan bagian dari tanggung jawab kita untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs di Indonesia, kata Kemkhadze dalam kata sambutannya.
Dalam hal ini, Sophie menekankan bahwa peran anak muda sangat dibutuhkan untuk terwujudnya tujuan tersebut.
" Kita membutuhkan lebih banyak aksi, terutama di lapangan, dan dari orang-orang muda seperti Anda, untuk bertindak," tambahnya.
Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-71 dari 115 negara dalam Indeks Transisi Energi (ETI) 2021 sebagai ekonomi dan konsumen energi terbesar di Asia Tenggara. Skor ETI Indonesia telah meningkat sebesar 6 persen sejak 2021, dengan skor tertinggi untuk peningkatan kesiapan transisi sebesar 10 persen.
Hal ini menjadi tanda bahwa energi berkelanjutan telah mendapat dukungan. Dadan Kusdiana, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan bahwa Hari Lingkungan Hidup Sedunia bisa menjadi momen yang tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
" Hari Lingkungan Hidup Sedunia adalah kesempatan bagi kita untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlunya melindungi lingkungan kita. Saat ini isu-isu terkait efisiensi energi telah menjadi cukup kritis. Pemuda, pelajar dan perempuan harus berada di depan dalam gerakan nasional untuk mendorong efisiensi energi," kata Dadan Kusdiana.
Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi sebesar 29 persen dari skenario bisnis seperti biasa pada tahun 2030, atau 41 persen dengan bantuan internasional. Para ilmuwan mengatakan bahwa sebagian besar emisi berasal dari produksi masal dan penggunaan bahan bakar fosil untuk listrik.
Dyah Roro Esti, Anggota Komisi VII DPR RI bidang Energi, Sumber Daya Mineral, Lingkungan, Riset dan Teknologi mengatakan, Pemerintah Indonesia telah memprioritaskan pembahasan RUU energi terbarukan tahun ini.
" Kita sepakat bahwa kita harus mendukung transisi menuju transisi energi bersih. Kami berharap RUU ini dapat mengkatalisasi investasi di sektor ini dan memperkuat komitmen kami" , kata Esti.
Meski begitu, peran serta anak muda dalam transisi ke energi terbarukan juga membutuhkan dukungan yang lebih kuat dari semua pemangku kepentingan. Hal ini bisa dilakukan melalui pembukaan lapangan kerja yang lebih besar di sektor hijay.
" Pemuda memasuki tahap dalam kehidupan mereka di mana mereka ingin merancang masa depan mereka, jadi kita perlu menciptakan peluang alternatif bagi mereka. Kita perlu menciptakan peluang menarik di sektor energi hijau dan terbarukan," kata Ms. Switenia Puspa, Pendiri dan Direktur Divers Clean Action.