Rumah Tangga Gak Bahagia Tapi Terlalu Sayang sama Anak, Harus Gimana?

Reporter : Audila Rima Ndani
Minggu, 5 Juli 2020 07:37
Rumah Tangga Gak Bahagia Tapi Terlalu Sayang sama Anak, Harus Gimana?
Dilema tapi harus gimana ya?

Menjalani kehidupan rumah tangga memang terkadang nggak semudah kelihatannya. Mungkin dari luar kita bisa melihat banyak pasangan yang selalu menunjukkan kebahagiaan mereka di media sosial. Tapi kita nggak pernah benar-benar tahu apa yang sebenarnya mereka hadapi.

Masalah kehidupan mulai dari yang kecil hingga besar pasti pernah mewarnai hari-hari pasangan yang telah berkeluarga. Terkadang sebagai istri mungkin kita merasa nggak bahagia menjalani kehidupan rumah tangga dengan pasangan. Namun kehadiran anak kadang menjadi sebuah alasan yang membuat banyak pasangan memilih untuk bertahan.

1 dari 4 halaman

Ilustrasi Pasangan Bertengkar

Dilansir dari Times of India, seorang istri yang nggak mengungkapkan identitasnya membagikan sebuah cerita tentang kehidupan rumah tangga yang dia jalani. Dia merasa hubungannya dengan sang suami memburuk selama 5 tahun terakhir.

Ibu itu merasa bingung dan nggak tahu apakah dia harus melanjutkan kehidupan keluarga yang terasa nggak sehat hanya demi anaknya berusia 6 tahun. Dia ingin memberikan kehidupan keluarga yang utuh meskipun dia juga nggak tahu berapa banyak sang anak terluka karena dirinya.

Sang ibu mengakui bahwa anaknya sering melihat pertengkaran orangtuanya. Anaknya itu begitu dekat dengan dirinya dan sang suami. Dia nggak tega membiarkan anaknya harus memilih salah satu di antara mereka.

2 dari 4 halaman

Ilustrasi Pasangan Bertengkar

Perasaan yang mengganggu sang ibu adalah ketakutan akan pandangan hubungan pernikahan pada anaknya. Dia takut anaknya akan tumbuh dan berpikir bahwa hubungan keluarga nggak sehat yang selama ini dia lihat adalah hal yang normal.

Yang lebih buruk lagi, si ibu khawatir anaknya akan meniru hal yang sama ketika dewasa. Dia nggak ingin anaknya melakukan hal itu dan mencari saran agar bisa membuat keputusan yang tepat dan terbaik bagi dirinya dan sang anak secara emosional.

Curhatan ibu itu kemudian ditanggapi oleh dr. Rachna K Singh, seorang ahli manajemen hubungan, gaya hidup, dan stres di New Delhi. Dia mengungkapkan bahwa keadaan yang sulit seperti ini sangat mungkin memperburuk keadaan keluarga.

3 dari 4 halaman

Ilustrasi Anak Sedih

Dokter Rachna juga mengatakan banyak orang mengalami permasalahan yang meningkat dalam hubungan mereka selama masa pandemi ini. Tapi, Rachna juga bersyukur karena ibu itu telah menyadari bahwa kondisi hubungan dengan pasangan bisa berdampak pada anak dan mengharapkan lingkungan yang stabil secara emosional untuk anak.

Dari cerita yang dibagikan si ibu, dokter Rachna mengerti mengapa ibu itu mungkin khawatir pada kemungkinan anak yang akan meniru perilaku buruk dari orangtuanya. Baginya, wajar untuk merasakan apa yang si ibu rasakan saat ini mengingat kesulitan yang telah dia hadapi.

Selanjutnya dokter Rachna menyarankan agar si ibu memberikan pengertian pada sang anak tentang sikap kedua orangtuanya. Melakukan komunikasi bisa menjadi ide yang baik untuk membangun ikatan pribadi dengan anak.

4 dari 4 halaman

Ilustrasi Anak Sedih

Sebaiknya kita juga harus memastikan bahwa kita dan pasangan nggak saling bermusuhan dengan anak. Pertengkaran dan perkelahian harus dilakukan jauh dari pandangan anak.

Jika memungkinkan, kita dan pasangan juga harus membangun suasana keluarga dengan melakukan permainan bersama anak tanpa melibatkan terlalu banyak bicara yang bisa memicu argumen. Hal ini bisa membantu anak merasa bahwa keluarganya tetap ada.

Bagi dokter Rachna, lima tahun merupakan waktu yang cukup lama untuk menjalani hubungan yang nggak sehat. Dia menyarankan agar si ibu mencari terapi atau menghubungi profesional untuk membantu hubungan mereka.

Semoga informasi ini bisa membantu kamu juga ya!

Beri Komentar