© 2019 Https://www.diadona.id / @ Checkupnewsroom
Setiap orang pasti menginginkan keluarga yang harmonis. Namun, seringkali memang hidup nggak sesuai keinginan. Di tengah perjalanan pernikahan, kejadian-kejadian nggak terduga berdatangan. Di satu titik, kamu para orang tua sering kali berpikir untuk berpisah alias cerai karena nggak kuat dengan kehidupan rumah tangga yang berantakan.
Namun, terlebih untuk kamu yang sudah memiliki anak, coba dipikir-pikir lagi. Bagaimana dengan anak-anakmu?
Dirangkum dari Kidspot (03/12), ketika kamu memutuskan berpisah dengan pasanganmu, anakmu akan menjadi 'broken home' dan berdampak dalam jangka waktu pendek hingga jangka waktu panjang.
Dalam jangka pendek, perceraian akan menyerang emosional anak secara dahsyat. Nggak peduli berapa usai anakmu, kemarahan dan kesedihan akan tetap menghantuinya.
Kesedihan tersebut akan berdampak pada bagaimana mereka bermasyarakat. Mereka cenderung mengisolasikan diri, merasa kesepian, bahkan menjauhi orang-orang. Sedang kemarahan, mereka akan bergulat pada perasaannya sendiri, tentang perasaan ditinggalkan, bersalah, dan bahkan menyalahkan orang tua orang lain.
Untuk jangka panjang, anak-anak kemungkinan besar akan mengalami peristiwa-peristiwa yang nggak diinginkan, misalnya memakai narkoba, kriminalitas, dan lain sebagainya. Kehidupan mereka akan benar-benar berantakan, jika dibandingkan dengan keluarga yang utuh.
Perceraian juga akan menimbulkan efek rasa kehilangan bagi anak-anak. Mereka nggak lagi berpikir untuk membutuhkan orang tuanya. Perasaan kehilangan juga berdampak pada perkembangan hidup mereka dalam mengeksplorasi dunia mereka.
Intinya, perceraikan membuat hidup anak nggak bahagia. Padahal ironisnya, setiap orang tua menginginkan anaknya hidup bahagia.
Akhir kata, kamu mungkin bisa menjadi mantan kekasihmu, tapi nggak ada istilahnya mantan anak maupun mantan orang tua. Anakmu nggak salah apa-apa, tapi entah kenapa mereka menjadi korban.
Jadi, ada baiknya jika kamu berpikir matang lagi, dan masalah keluarga diselesaikan dengan dewasa, tanpa mengorbankan kehidupan anak di masa datang. Yul, tulisan pikiranmu di kolom komentar mengenai perceraian dan broken home!