© 2019 Https://www.diadona.id / @ ESME
Pelecehan seksual pada anak belakangan merajalela di masyarakat dan sekitar kita. Meskipun topik tentang pelecehan seksual anak bukanlah hal yang nyaman untuk dibicarakan, tapi sebagai orang tua seharusnya perlu untuk mengetahuinya. Ini adalah langkah awal untuk melindungi anak dari pelecehan.
Dilansir dari boldsky (27/12), riset menunjukkan bahwa setidaknya satu dari empat anak mengalami pelecehan sebelum mereka mencapai usia 18 tahun. Pelaku pelecehan seksual sebagian besar adalah orang yang kenal atau dekat dengan anak, termasuk anggota keluarga atau kerabat dekat anak itu sendiri. Sungguh ironi.
Pelecehan seksual terhadap anak adalah tindakan apapun yang mengekspos anak-anak pada perilaku seksual yang tidak pantas. Hal ini dibagi menjadi dua yaitu pelecehan seksual yang melibatkan sentuhan dan pelecehan seksual yang tidak melibatkan sentuhan.
Pelecehan seksual yang melibatkan sentuhan antara lain:
Pelecehan seksual yang tidak melibatkan sentuhan antara lain:
Seringkali saat anak melaporkan ke orang tua tentang pelecehan yang mereka alami, orang tua tidak percaya dan cenderung berasumsi bahwa itu adalah akal-akalan si anak saja. Tetapi harus dipahami bahwa anak tidak mungkin mengarang cerita seperti itu. Dukungan dan bantuan dari orang tua dapat membantu mencegahnya dari trauma berkepanjangan.
Seringkali pedofil dianggap sebagai penyakit mental, namun pelaku seksual pada anak ini sebenarnya adalah manusia normal dan fungsional di mata masyarakat. Mereka menikah, mempunyai anak, bahkan memiliki pekerjaan. Jadi pedofil saat melakukan pelecehan seksual pada anak, seharusnya bertanggung jawab dengan penuh pada perbuatannya dan dihukum sesuai hukum yang berlaku.
Pelecehan seksual tentunya adalah pengalaman mengerikan dan traumatis bagi anak tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Hal ini sangat mungkin akan berdampak pada psikologis, sosial, dan perilaku anak kedepannya. Cara terbaik untuk mencegah dan melindungi anak dari pelecehan adalah sikap waspada.