Suami Ngasih Contoh Buruk ke Anak dan Jadi Kebiasaan, Gimana ya Ngatasinya?

Reporter : Audila Rima Ndani
Kamis, 9 April 2020 19:00
Suami Ngasih Contoh Buruk ke Anak dan Jadi Kebiasaan, Gimana ya Ngatasinya?
Curhatan seorang ibu yang ngerasa kalau suaminya bukan sosok ayah yang baik.

Buah jatuh nggak jauh dari pohonnya. Pepatah itu sering kita dengar untuk menggambarkan sikap anak yang menurun dari orangtuanya. Tentunya hal itu bukan tanpa alasan karena pada kenyataannya anak memang akan menirukan kebiasaan orang tua yang dia lihat sejak kecil.

Makanya jadi orang tua memang nggak mudah karena kita selalu harus menjadi contoh yang baik bagi anak. Tapi gimana ya kalau suami kita justru nggak bisa jadi contoh yang baik buat anak? Hmm, meski nggak banyak dibahas tapi kasus semacam ini sering terjadi di sekitar kita.

1 dari 5 halaman

Ilustrasi Keluarga Bahagia

Dari yang saya baca di Times of India, seorang ibu membagikan curhatannya tentang sang suami yang dia anggap nggak berperan sebagai sosok ayah yang baik. Mereka suda menikah selama 13 tahun dan punya seorang anak laki-laki berusia 11 tahun.

Suaminya itu sangat memanjakan sang anak dan sering memberikan contoh yang buruk pada si anak. Baru-baru ini, suaminya mengataka pada anaknya bahwa dia nggak pernah peduli dengan pelajaran sekolah tapi tetap jadi orang sukses.

Ucapan seperti itu tentu saja nggak baik diucapkan oleh orang tua karena bisa jadi contoh yang buruk bagi anak. Dan bener aja, si anak jadi nggak peduli lagi dengan pelajaran di sekolahnya dan bikin si ibu jadi pusing.

2 dari 5 halaman

Waktu si ibu menegur si anak soal belajar, si anak pun langsung mengungkit perkataan ayahnya itu. Lebih parahnya, banyak kebiasaan buruk dari suaminya yang mulai jadi kebiasaan anaknya juga. Sedih nggak sih?

Ibu ini merasa kalau suaminya itu bukan ayah yang baik karena udah ngajarin banyak kebiasaan buruk pada anak mereka. Dia pun bingung bagaimana membuat sang suami bisa jadi ayah yang bertanggung jawab.

3 dari 5 halaman

Ilustrasi keluarga dan hewan peliharaan

Curhatan ibu itu kemudian ditanggapi oleh seorang psikolog asal Mumbai yaitu Rachana Awatramani. Dia mengungkapkan bahwa mengasuh anak merupakan kerjasama yang dilakukan oleh orang tua. Perbedaan pendapat dan cara pemikiran mungkin saja terjadi tapi orang tua harus tetap ingat bahwa mereka memiliki tujuan yang sama dalam membesarkan anak.

Banyak standar menjadi orang tua baik yang justru bikin banyak orang tua jadi kewalahan. Anak-anak belajar banyak dengan memperhatikan orang tua mereka sehingga orang tua punya tanggung jawab yang besar untuk menciptakan lingkungan yang positif dan memotivasi anak-anak mereka.

4 dari 5 halaman

ilustrasi pasangan mengobrol

Rachana mengatakan bahwa dia paham dengan posisi sang ibu yang merasa kesulitan karena suaminya bukan panutan yang positif dan justru mendorong anak memilik perilaku negatif. Ayah dan ibu punya pengaruh besar terhadap anaknya.

Dirinya menyarankan agar si ibu mulai merenungkan hal-hal apa yang ingin dia ajarkan pada anaknya, seperti bertanggung jawab, disiplin, menghormati orang lain, empati, dll. Setelah sudah jelas, dia bisa mendiskusikan hal itu dengan sang suami agar punya kesepakatan yang sama dalam mendidik anak.

Rachana juga menyarankan agar si ibu memberikan contoh di kehidupan nyata bahwa masa kecil bisa memengaruhi kepribadian anak dan bagaimana orang tua seharusnya berperan bersama dalam kehidupan anak mereka.

5 dari 5 halaman

ilustrasi ibu dan anak sehat

Selanjutnya untuk menghadapi si anak, Rachana menyarankan agar si ibu mengajarkan anaknya untuk membuat keputusan sendiri dan mempertimbangkan berbagai sisi. Misalnya, jika anak mengatakan bahwa nggak perlu belajar tetap bisa sukses, kita bisa menceritakan tentang kesulitan yang dialami oleh orang yang nggak berpendidikan. Menunjukkan contoh nyata bisa membuat anak lebih paham dan memotivasinya untuk merubah cara berpikir yang dia tiru dari sang ayah.

Jika cara tersebut dirasa nggak mempan, Rachana juga menyarankan agar si ibu mengunjungi konselor bersama suami dan anaknya untuk meminta bantuan. Yang pasti jangan sampai kita menunda penanganan masalah supaya anak nggak terlajur punya sikap yang buruk.

Semoga saran yang diberikan pada sang ibu bisa bermanfaat untuk kamu juga ya!

Beri Komentar