© 2019 Https://www.diadona.id / @ Children'sgrowthawareness
Setiap anak pasti senang dengan aktifitas bermain, namun jika orang tua menganggap bahwa bermain pada anak adalah aktifitas untuk menghabiskan waktu, itu tidaklah benar. Seorang anak belajar dan mengasah kreatifitasnya melalui bermain. Itulah mengapa, bermain memiliki peran penting dalam perkembangan anak.
Lantas, seperti apa tahapan anak saat bermain dan apa langkah yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan kemampuan sosial melalui bermain? Dilansir dari Firstcry Parenting (2/11), inilah tahap tumbuh kembang anak saat bermain.
Pernahkah orang tua melihat bayinya hanya berbaring di sana dan tidak melakukan apa-apa? Mungkin bagi kita sebagai orang dewasa, bayi mungkin hanya berbaring dan tidak melakukan apa-apa, tetapi dalam kenyataannya, ia mencoba mengobservasi hal-hal di sekitarnya. Misalnya saat bayi mengamati jari tangan dan kakinya sendiri lalu menggerakkannya. Fase awal bermain ini biasanya dimulai sejak bayi baru lahir hingga bayi berusia dua tahun.
Pada tahap ini, anak akan mulai belajar memperhatikan dan mengamati apa yang dilakukan orang lain ataupun saudara seperti kakaknya. Anak mungkin tidak ikut bermain dengan mereka, tapi anak akan senang untuk melihat dan mengamati hal-hal yang mereka lakukan.
Saat menginjak usia 1 sampai 3 tahun. anak akan mulai menikmati masi bermain soliter yang berarti bermain sendiri dengan mainannya. Mungkin orang tua bertanya-tanya, mengapa anak tidak bermain dengan kakak ataupun anak-anak lainnya? Pada usia ini keterampilan kognitif dan motoriknya berkembang. Bermain sendirian mengajarkan bahwa pentingnya untuk menjadi bahagia saat sedang sendirian tanpa ada orang lain di sekitarnya.
Saat mulai menginjak usia 2,5 tahun sampai 3,5 tahun, anak bermain di ruangan yang sama penuh dengan anak-anak lain tetapi tidak dengan satu sama lain. Anak akan memainkan objek tertentu atau melakukan hal sama dengan anak lain, namun tidak bersama-sama. Ini adalah usia di mana anak belajar tentang perilaku sosial dan juga tentang kematangan sosial/kedewasaan yang akan membentuknya lebih siap ke tahap selanjutnya.
Pada usia 3 sampai 4 tahun, adalah masa dimana anak melakukan kegiatan bersama anak-anak lain namun belum ada pemusatan tujuan bermain. Contohnya saat sedang bermain di taman kota lalu bersama-sama memainkan air kolam tanpa adanya tujuan tertentu.
Tahapan ini membantu kemampuan anak menyelesaikan masalah lebih terasah, selain itu juga mendorong perkembangan berbahasa dan caranya bekerja sama dengan orang lain.
Tahapan ini dialami saat anak memasuki usia 4 hingga 6 tahun. Pada fase ini kemampuan anak bersosialisasi di dalam lingkup pergaulan lebih terasah. Anak mulai tertarik melakukan permainan bersama teman sebaya dan saling bekerja sama. Misalnya bermain rumah-rumahan atau masak-masakan dimana setiap anak memiliki tugasnya masing-masing.