Tak Mau Tunjukkan Anak di Media Sosial, Raisa Curhat Tentang Fenomena Mom-Shaming

Reporter : Audila Rima Ndani
Jumat, 4 September 2020 07:37
Tak Mau Tunjukkan Anak di Media Sosial, Raisa Curhat Tentang Fenomena Mom-Shaming
Fenomena mom-shaming masih menghantui para ibu.

Siapa yang nggak main media sosial saat ini? Bahkan para selebriti pun sering menggunakan akun media sosial mereka sebagai tempat untuk membagikan kehidupan keluarga mereka.

Tapi di tengah tren membagikan konten kehidupan keluarga yang banyak dilakukan para selebriti, penyanyi Raisa justru memilih untuk nggak melakukannya. Sejak kelahiran anak pertamanya dengan Hamish Daud, Raisa jarang membagikan foto wajah anaknya di media sosial.

Bukan tanpa alasa Raisa melakukan hal itu. Ternyata penyanyi cantik itu sadar betul akan fenomena mom-shaming yang masih ada di masyarakat.

1 dari 4 halaman

Keberadaan ibu-ibu julid

Raisa

Dalam video yang diunggah di channel Youtube herworld Indonesia, Raisa mengungkapkan bahwa salah satu alasan terbesarnya saat memutuskan untuk nggak menunjukkan anaknya di media sosial adalah adanya mom shaming. Raisa merasa takut menjadi bahan omongan ibu-ibu julid di media sosial.

" Itu salah satu alasan terbesar aku nggak mau terlalu banyak ekspos anak aku di sosial media terutama. Karena jadi ibu itu udah susah banget, gue nggak perlu deh ditambah-tambahin nyusahin kehidupan gue sendiri lagi gitu karena aku udah tau apa yang bakal terjadi. Udah tau kalau ini kan nanti orang ngomong ini itu. Kok gini sih, kok gitu sih diomongin apa segala macem masuk forum ibu-ibu julid," ungkap Raisa.

2 dari 4 halaman

Raisa tak ingin mengalami mom-shaming

Raisa

Setelah menjelaskan alasannya, Raisa juga menyampaikan bahwa dia nggak ingin mengalami mom-shaming. Dia ingin menjadi ibu yang mengikuti intuisinya sendiri, bukan mengikuti kata orang lain.

" Jadi kayak ngapain gua mengundang that kind of negativity into our life, jadi itu alasan aku nggak mengekspos keibu-ibuan ini, karena kayak i'm still learning. Terus juga aku pengen percaya sama intuisi aku gitu lho. Kalau aku terlalu banyak kedengeran pendapat orang, katanya gini gitu, kan aku jadi kayak ini mana kata orang mana kata diri gue sendiri. Karena bagaimanapun mother knows best, itu udah pasti," kata Raisa.

3 dari 4 halaman

Fenomena mom-shaming

Raisa

Dilansir dari Parents, sebuah laporan tahun 2017 di Rumah Sakit Anak CS Mott Michigan menemukan bahwa hampir dua pertiga ibu mengalami rasanya dipermalukan karena cara mereka merawat anak. Nggak hanya itu saja, para ibu biasanya dikritik atas segala hal, mulai dari cara membuat anak disiplin sampai cara memberi makan.

Keberadaan media sosial pun bisa semakin memperburuk mom-shaming. Rasanya setiap keputusan yang kita buat tentang anak bisa dinilai semaunya oleh orang lain bahkan pada hal nggak penting sekalipun.

4 dari 4 halaman

Mengapa banyak ibu melakukan mom-shaming?

Ilustrasi Raisa dan Hamish

Setiap orang tua berusaha yang terbaik untuk membesarkan anak mereka. Namun fenomena mom-shaming ini kebanyakan lahir dari orang-orang yang juga pernah mengalami pengalaman serupa di masa lalu.

Pengalaman mom-shaming yang pernah mereka alami bisa mendorong beberapa ibu untuk membuat komentar tajam yang sama pada ibu lain. Para ahli berpendapat bahwa ibu mulai mempermalukan ibu lain sebagai cara untuk membuktikan bahwa kemampuan mereka dalam merawat anak adalah yang terbaik.

Melissa Divaris Thompson, seorang terapis yang berbasis di NYC, mengungkapkan bahwa tanpa disadari beberapa wanita merasa perlu mempermalukan ibu lain agar mereka merasa diri mereka lebih baik. Makanya budaya ini sebaiknya dihentikan sekarang juga.

Stop mom-shaming!

Beri Komentar