© Freepik
Kehidupan anak-anak seringkali diwarnai dengan perjalanan emosional yang kompleks dan beragam. Dari kegembiraan yang tak terbatas hingga perjuangan yang menyakitkan, anak-anak mengalami berbagai macam tantangan dan tekanan yang dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan emosional mereka.
Namun, terkadang, tanda-tanda bahwa seorang anak membutuhkan bantuan psikologis mungkin sulit diidentifikasi bagi orang dewasa. Dalam sorotan yang dipenuhi dengan perhatian terhadap kesehatan mental anak-anak, penting bagi kita untuk mengenali petunjuk yang mungkin mengisyaratkan bahwa seorang anak memerlukan bantuan profesional.
© Freepik
Perubahan drastis dalam perilaku anak, seperti menjadi lebih tertutup, agresif, atau menarik diri dari interaksi sosial, bisa menjadi tanda bahwa ada masalah yang memengaruhi kesehatan mental mereka. perubahan perilaku yang signifikan dapat mencakup hal-hal seperti penarikan diri dari interaksi sosial, perilaku agresif, atau kecenderungan untuk menghindari situasi atau orang-orang tertentu.
Ketika anak tiba-tiba mengalami perubahan yang drastis dalam perilaku mereka, ini dapat menjadi tanda bahwa mereka sedang menghadapi konflik internal atau masalah emosional yang mungkin sulit bagi mereka untuk mengungkapkan atau mengatasi sendiri. perubahan dalam perilaku juga dapat terjadi dalam konteks perubahan signifikan dalam kehidupan anak, seperti perceraian orang tua, kematian anggota keluarga, atau perpindahan sekolah.
© Freepik
Penurunan tajam dalam prestasi akademis atau kesulitan belajar yang tidak dapat dijelaskan dengan faktor-faktor eksternal, seperti perubahan lingkungan belajar, bisa menjadi indikator bahwa anak sedang mengalami kesulitan emosional atau kognitif. Kinerja akademis yang menurun secara tiba-tiba atau berkelanjutan bisa menjadi pertanda bahwa anak menghadapi tantangan emosional, kognitif, atau perilaku yang memengaruhi kemampuan belajarnya.
Misalnya, anak mungkin mengalami stres, kecemasan, depresi, atau masalah lainnya yang mengganggu konsentrasi dan fokus belajarnya. Selain itu, perubahan dalam kinerja akademis juga bisa menjadi tanda adanya masalah belajar atau kebutuhan pendidikan khusus yang belum terdiagnosis. Dalam hal ini, seorang psikolog dapat membantu mendiagnosis dan memberikan intervensi yang sesuai untuk membantu anak mengatasi kesulitan yang dialaminya, baik itu melalui konseling, terapi, atau rekomendasi untuk layanan pendidikan khusus.
© Freepik
Anak yang mengalami kesulitan tidur atau kehilangan nafsu makan tanpa alasan yang jelas dapat mengalami stres atau kecemasan yang memengaruhi kesejahteraan mental mereka. Gangguan tidur bisa mencakup kesulitan tidur, terbangun secara berulang di malam hari, atau mengalami mimpi buruk yang mengganggu. Sementara itu, perubahan dalam pola makan bisa berupa kehilangan nafsu makan, makan berlebihan secara emosional, atau memilih jenis makanan yang tidak sehat.
Perubahan-perubahan ini bisa menjadi tanda bahwa anak sedang mengalami kesulitan emosional yang signifikan atau mungkin sedang mengalami stres yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Gangguan tidur dan pola makan yang tidak normal juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan kesejahteraan anak, serta kemampuan mereka untuk berkonsentrasi dan belajar di sekolah.
© 2020 https://www.diadona.id / @ metroparent
Anak yang sering menunjukkan emosi yang berlebihan, seperti kecemasan yang kronis, kemarahan yang meluap, atau kesedihan yang mendalam, mungkin membutuhkan bantuan dalam mengatur dan memahami perasaan mereka. Ekspresi emosional yang intens atau tidak terkendali bisa menjadi tanda bahwa anak mengalami masalah psikologis yang lebih dalam, seperti gangguan emosi, kecemasan, atau depresi. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi, mengungkapkan, atau mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat dan adaptif.
Kesulitan ini bisa berasal dari berbagai faktor, termasuk stres keluarga, masalah interpersonal, atau pengalaman traumatik. Seorang psikolog dapat membantu anak dalam mengembangkan keterampilan penanganan emosi yang lebih baik, memahami akar masalah yang mendasari ekspresi emosional mereka yang tidak terkendali, dan menemukan cara-cara untuk mengatasi tantangan tersebut.
© 2020 https://shutterstock.com/suriyachan
Jika seorang anak menunjukkan perilaku yang merusak diri sendiri, seperti mencoba melukai diri sendiri, atau jika mereka memiliki obsesi atau kebiasaan yang tidak sehat, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka memerlukan intervensi psikologis. perilaku obsesif pada anak dapat ditandai dengan ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu atau kebutuhan yang tak terpuaskan untuk melakukan rutinitas tertentu secara berulang. Mereka mungkin terjebak dalam pikiran atau perasaan yang mengganggu, yang mengarah pada perilaku yang repetitif dan sulit dihentikan.
Perilaku obsesif ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari anak, mengganggu hubungan sosial mereka, dan mempengaruhi kinerja akademis mereka. Perilaku destruktif atau obsesif pada anak bisa menjadi tanda bahwa mereka mengalami masalah psikologis yang lebih dalam, seperti gangguan emosional, kecemasan, OCD (Obsessive-Compulsive Disorder), atau masalah pengaturan impuls. Masalah ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk stres, trauma, atau ketidakseimbangan kimia dalam otak.
© Freepik
Anak yang kesulitan menangani perubahan besar dalam hidup mereka, seperti perceraian orang tua, kematian anggota keluarga, atau pindah rumah, mungkin membutuhkan bantuan dalam mengatasi perasaan stres dan kecemasan. Kesulitan dalam beradaptasi dengan perubahan juga bisa menunjukkan bahwa anak mengalami masalah dalam mengatur emosi mereka atau mengatasi stres. Mereka mungkin merasa cemas atau tidak aman ketika dihadapkan pada situasi yang tidak diketahui atau berbeda dari yang biasa mereka alami.
Hal ini dapat mengganggu fungsi sehari-hari anak, termasuk kinerja akademis, hubungan sosial, dan kesejahteraan mental mereka. Masalah ini bisa berasal dari berbagai faktor, termasuk perubahan besar dalam kehidupan anak, seperti pindah rumah, perpisahan orang tua, atau pergantian sekolah. Selain itu, anak juga dapat mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan perubahan yang lebih kecil, seperti perubahan dalam rutinitas harian atau lingkungan sekitar mereka.
© Freepik
Anak yang telah mengalami pengalaman traumatis, seperti kekerasan fisik atau seksual, atau kehilangan yang signifikan, seperti kematian orang tua, mungkin memerlukan bantuan psikologis untuk mengatasi dampak psikologis dari pengalaman tersebut. Pengalaman trauma atau kekerasan dapat mencakup berbagai situasi, seperti kecelakaan, bencana alam, kehilangan orang yang dicintai, atau penyalahgunaan fisik, emosional, atau seksual.
Dampaknya dapat sangat merusak bagi anak-anak, terutama jika mereka tidak memiliki dukungan atau penanganan yang tepat. Trauma atau kekerasan juga dapat menyebabkan anak mengalami stres post-trauma, yang dapat berdampak pada kesehatan fisik dan emosional mereka dalam jangka panjang. Seorang psikolog dapat membantu anak dalam mengatasi dampak trauma atau kekerasan melalui terapi atau konseling.
© Freepik
Anak yang kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain, termasuk teman sebaya, keluarga, atau guru, mungkin membutuhkan bantuan dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional. hubungan interpersonal yang buruk atau kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain dapat memengaruhi kesejahteraan emosional anak. Anak-anak yang mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang dekat atau merasa terisolasi dari teman-teman sebaya mereka mungkin mengalami perasaan kesepian, rendah diri, atau depresi.
Ketika masalah ini tidak diatasi dengan baik, mereka dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius dalam jangka panjang. kesulitan dalam hubungan interpersonal bisa menjadi tanda bahwa anak sedang mengalami stres atau masalah mental yang memengaruhi kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
Editor: Azzahra Zhafirah G.P