© Bellybelly.com.au
Dehidrasi tak hanya dialami oleh orang dewasa, kondisi di mana tubuh kekurangan banyak cairan ini juga bisa terjadi pada bayi. Hal ini pun akan mengakibatkan tubuh tak bisa menjalankan fungsinya dengan semestinya.
Sayangnya, bayi masih belum dapat berbicara sehingga tak bisa mengatakan ketika dia begitu haus sampai mengalami dehidrasi. Oleh sebab itu, ibu pun perlu mengenali beberapa tanda bayi yang mengalami dehidrasi ini.
Dilansir dari laman klikdokter.com, pada dehidrasi ringan bayi akan terlihat lebih rewel dari biasanya dan mudah haus. Selain itu, warna urinenya pun jadi lebih gelap dibandingkan dengan biasanya.
Pada dehidrasi sedang, mulut bayi akan terlihat lebih kering dari biasanya, bayi tidak bisa buang aing kecil selama lebih dari enam jam, ketika si kecil menangis tak ada air mata yang keluar, tubuhnya lemas, dan denyut nadinya mulai melemah.
Yang terakhir, pada dehidrasi berat, anak akan terlihat sering ngantuk dan lemas; ubun-ubunnya besar dan makin mencekung; denyut nadi sulit untuk diraba; mata dan mulut bayi terlihat kering; si kecil jadi jarang buang air kecil; napasnya jadi pendek; dan kulitnya pun terasa dingin.
Meski terlihat sepele, dehidrasi pada bayi ini jika dibiarkan dan jadi makin parah bisa berbahaya untuk anak. Beberapa gangguan yang dialami yaitu kejang yang disebabkan karena adanya cairan yang terbuang ketika dehidrasi terutama cairan elektrolit (natrium dan kalium).
Kemudian, si kecil juga bisa mengalami infeksi saluran kemih, batu ginjal dan gagal ginjal. Dehidrasi ini juga bisa membuatnya mengalami syok hipovolemik yaitu kondisi di mana jantung tak mampu memasok darah yang cukup ke seluruh tubuhnya.
Yang terakhir bisa menyebabkan kematian karena kekurangan cairan ini akan menyebabkan tubuh tak bisa menjalankan fungsinya, sehingga berisiko mengalami kematian. Tentu ibu tak mau sampai hal-hal buruk itu terjadi pada anak. Oleh sebab itu, pastikan dia mendapatkan asupan gizi dan cairan yang cukup untuk tubuhnya.