© Forbes.com
Membesarkan anak-anak dengan kepercayaan diri yang cukup untuk tidak hanya bertahan hidup tetapi berkembang, adalah tujuan bagi banyak orang tua. Orang tua memang memainkan peran penting dalam bagaimana seorang anak mengembangkan kompetensi dan rasa diri yang kuat, yang penting untuk kesehatan dan kesejahteraan psikologis mereka.
Ketahui cara membimbing anak, dan tetap tahu apa yang harus dikatakan ketika mereka mencari bimbingan, bisa berarti perbedaan antara anak yang percaya pada diri sendiri dan yang sering meragukan kemampuan mereka.
Dlansir dari verywellfamily.com, berikut adalah beberapa tips yang dapat kamu ikuti untuk membantu anak mengembangkan kepercayaan diri.
Kepercayaan diri dan harga diri sering digunakan secara bergantian, tetapi mereka tidak selalu berarti hal yang sama. Beberapa contoh dari hal ini mungkin memberi tahu mereka betapa bangganya kamu pada mereka, atau memuji mereka atas sesuatu yang mereka ciptakan atau capai.
Tunjukan bahwa kamu mencintai dan menghargai mereka, apa pun yang akan membantu anak membangun harga diri dan perasaan mereka. Ketika perasaan-perasaan ini utuh, lebih mudah bagi seorang anak untuk meningkatkan kepercayaan diri dan keinginan untuk memercayai kemampuan mereka.
Anak-anak dari segala usia belajar melalui permainan dan interaksi dengan orang lain. Sebagai orang tua, kamu sering menjadi " teman bermain" pertama anak, yang berarti kamu juga orang pertama yang membantu mereka mengembangkan rasa diri yang kuat.
Dengan mengikuti permainannya, menghabiskan waktu bersama, keluar rumah, atau hanya duduk dan membaca buku favorit mereka, kamu menunjukkan kepada anak bahwa mereka berharga untuk kamu. Dan ketika anak merasa berharga dan didukung, mereka lebih percaya diri dalam kehidupan di luar.
Anak-anak dari segala usia suka mendengar pujian dari orang tua mereka. Bahkan, pujian dan tanggapan positif merupakan dua cara yang paling sering dilakukan anak-anak untuk mengukur nilai mereka. Itulah mengapa sangat penting untuk bersikap realistis dalam cara kamu memuji.
Jeff Nalin, PsyD, seorang psikolog klinis, dan Pendiri dan Direktur Eksekutif di Paradigm Malibu Treatment Center, mengatakan untuk memberikan tanggapan yang positif ketika anak berhasil atau mencoba tantangan baru, tetapi jangan memberikan pujian yang tidak beralasan. “ Meskipun pujian itu berharga, anak-anak juga harus diberi tepuk tangan untuk kompetensi mereka,” jelasnya.
Lebih khusus lagi, memberikan pujian secara sembarangan kepada anak dapat mengakibatkan lambatnya peningkatan kinerja, hambatan dalam belajar karena dia merasa sudah lebih baik, dan tingkat kecemasan yang lebih tinggi.
Itulah sebabnya Nalin mengatakan anak-anak yang diperlihatkan penghargaan atas kemampuan mereka sering kali mendapatkan kepercayaan diri yang akan membuat mereka menjadi dewasa.
Anak-anak membutuhkan banyak latihan dalam hidup untuk belajar bagaimana mengatur diri sendiri dan mengatasi hambatan. Jadi memberi mereka ruang untuk mencoba berbagai hal sendiri sebelum menawarkan bantuan membangun kepercayaan diri mereka.
" Orang tua harus memupuk kemampuan anak untuk memecahkan masalah karena ini pasti akan menjadi bagian rutin dari kehidupan mereka," jelas Nalin.
Walaupun mungkin tergoda untuk melompat dan menyelamatkan anak, hal itu hanya akan menghambat kemampuan mereka untuk menjaga diri mereka sendiri. " Anak-anak yang belajar bagaimana memecahkan masalah sendiri akan lebih siap untuk menangani masalah dan menangani kecemasan dengan cara yang sehat," tambahnya. Nalin juga mengatakan strategi ini dapat mendorong anak memiliki pemikiran kritis, kesadaran, dan penemuan diri.
Kesalahan pasti terjadi, itulah sebabnya Nalin mengatakan orang tua harus mengajar anak-anak bahwa kegagalan adalah bagian dari kehidupan dan pengalaman belajar yang hebat. Ketika anak-anak bergumul dengan kemunduran, Nalin mengatakan bahwa penting bagi orang tua untuk memberikan dukungan tanpa syarat dengan mendengarkan dan memberikan dorongan, terlepas dari hasil akhirnya.
" Pada saat-saat gagal, anak-anak harus memahami bahwa tidak ada kata terlambat untuk mencoba lagi dan bahwa upaya itu jauh lebih berharga daripada hasilnya," jelasnya. Nalin juga mengatakan bahwa orang tua dapat menanamkan nilai-nilai ini dengan mengambil risiko bersama sebagai sebuah keluarga. " Memulai hobi atau aktivitas baru, atau bahkan menjalin pertemanan baru, adalah cara yang bagus untuk mengajar anak-anak keluar dari zona nyaman mereka," tambah Nalin.
Jika kamu ingin membantu anak mengembangkan kepercayaan diri, pertama-tama kamu perlu membuat kepercayaan diri sendiri. " Anak-anak adalah peniru yang hebat, jadi orang tua harus menyadari cara mereka menangani masalah mereka sendiri," kata Nalin. Dia menunjukkan bahwa menghadapi kegagalan atau hambatan dengan rahmat dan kepercayaan diri adalah cara yang bagus untuk mengajar anak-anak bahwa kelemahan dan kekecewaan mereka sendiri dapat diterima dan merupakan bagian dari kehidupan normal.
" Anak-anak yang menyaksikan tekad orang tua untuk mencoba lagi setelah kekalahan akan ditiru untuk mengatasi tantangannya sendiri secara langsung," tambahnya.
Hal lain yang dapat kamu lakukan, kata Jenna Palumbo, LCPC, seorang terapis anak dan remaja, adalah mengubah " tetapi" menjadi " dan" . Misalnya, kita mungkin berkata, " Wow, kamu mengerjakan PR dengan sangat cepat, tapi apa kamu memeriksa jawabanmu?"
Hal ini menyebebkan yang didengar anakmu adalah, " Kamu mengerjakan pekerjaan rumah dengan cepat, tidak mungkin kamu melakukannya dengan benar,"
Sebagai gantinya, sangan direkomendasikan menambahkan " dan" ke dalam kalimat, sehingga akan lebih ditangkap positif oleh anak.
" Wow, Adik mengerjakan PR cepat banget, dan mama yakin adik sudah memeriksa jawabannya semua, kan?"
Salah satu bagian terpenting dari mengasuh anak adalah mengajar dan menjadi model kepercayaan diri. Dengan menciptakan lingkungan yang memungkinkan anak kamu merasa aman dan dicintai, mereka mungkin lebih mau mengambil risiko, melakukan kesalahan, dan belajar sendiri. Ketika seorang anak belajar untuk memercayai kemampuan mereka, mereka mampu mengembangkan ketahanan dan kepercayaan diri yang dibutuhkan untuk berkembang.