© Shutterstock.com
Selama di sekolah, anak-anak tengah menjelajahi dunia baru yang banyak tidak Moms ketahui tanpa mereka bercerita. Saat di sekolah, anak-anak mendapatkan pengalaman dan cerita baru yang tidak mereka dapatkan di rumah bersama Moms dan Daddy.
Pengalaman baru mereka tentu baragam, tidak hanya pendidikan namun juga lingkungan sosial. Berbagai pengalaman yang didapatkan itu mungkin saja berasala dari budaya sekolah, pertemanan, dan gurunya.
Sebagai orang tua, terkadang Moms tidak tidak terlalu atau bahkan tidak ingin tahu akan hal ini. Padahal, pengalaman anak-anak adalah hal penting yang akan mempengaruhi masa depan dan perkembangan mentalnya saat tumbuh menjadi menusia.
Saat Moms ingin mengtahuinya, namun anak-anak bersikap pasif dan enggan memberikan keterbukaan tentang apa yang mereka alami dan hal baru yang mereka pelajari, apa sih yang akan Moms lakukan?
Apakah Moms mencoba mencari tahunya, atau mungkin tidak peduli dan bersikap bodo amat?
Jika demikian, sebaiknya Moms mulai pelajari gerak-gerik dan kehidupan mereka. Jadilah orang tua yang tetap terhubung namun tidak terlalu mengatur hidup buah hati.
Dilansir dari verywellfamily.com, saat Moms berbicara tentang anak-anak, mereka mungkin akan jauh lebih tertutup dan enggan berbagi kehidupannya saat memasuki usia remaja. Jika demikian, apa yang harus Moms lakukan?
Agar Moms bisa tetap terhubung dengan anak-anak, biarkan percakapan tetap mengalir. Jadilah teman untuk anak-anak tanpa mengurangi rasa hormat anak-anak kepada Moms seperti:
Membuat pertanyaan spesifik saat anak-anak pulang dari sekolah adalah saran yang diberikan oleh seorang Psykolog. Mereka menganjurkan untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka kepada anak-anak seperti, “ tadi bermain dengan siapa saat jam istirahat sekolah?” atau, “ pelajaran apa yang membuatmu senang hari ini?”, mungkin juga bisa, “ ada PR apa hari ini?” dan sebagainya tentang hal-hal yang lebih terbuka dan tidak kaku.
Jangan menanyakan tentang, “ bagiamana harimu?” karena pertanyaan tersebut cenderung menimbulkan kekosongan gambaran otak anak yang tanpa ada jawaban.
Berbicara tanpa menatap mata memang bukanlah hal yang sopan dan mungkin melawan intuisi Moms. Akan tetapi, berbicara tanpa menatap mata anak-anak tentang kegiatan dari hari-hari mereka bisa membuat percakapan Moms dan buah hati menjadi lebih santai dan mengalir lho.
Out of the box. Membicarakan sesuatu dan menjadikannya sebagai umpan balik sebaiknya tidak Moms lakukan untuk menangani anak-anak yang enggan terbuka dengan kehidupannya di sekolah.
Terlebih lagi menanyakannya saat anak-anak baru saja pulang dari sekolah. Ide ini mungkin bertentangan dengan insting Moms. Namun menahan bibir untuk membicarakannya bisa menjadi cara terbaik dan memikirkannya lagi setelah anak-anak bersitirhat usai pulamg sekolah.
Anak-anak jauh lebih terbuka kepada Moms jika orang tuanya juga terbuka dengan mereka. Memulai percakapan dengan santai dan membicarakan hal-hal tentang hari-hari, kegiatan, atau pengalaman Moms akan membuat percakapan menjadi lebih ringan.
Beritahu dan ceritakan pengalaman sederhana seperti saat Moms berbelanja atau terjadi sesuatu saat memasak kepada anak-anak akan menjadi jalan untuk membuka ketebukaan anak-anak kepda Moms.