© Unsplash.com
Disiplin merupakan salah satu hal yang penting untuk diajarkan oleh orang tua pada anak. Namun bukan berarti kita bisa bertindak keras pada anak dengan alasan ingin membuat mereka disiplin.
Menjadi orang tua yang tegas tentu berbeda dengan menjadi orang tua yang keras. Nyatanya banyak orang tua yang masih terjebak dalam hal ini.
Dilansir dari Moms.com, beberapa dari kita mungkin sulit menemuykan keseimbangan yang tepat antara memberi anak kebebasan untuk menjelajahi dunia sambil tetap menegakkan aturan keluarga. Nggak jarang anak cenderung nggak terima saat kita memberi batasan dan mencegah mereka melakukan sesuatu yang ingin mereka lakukan.
Saat dilarang, anak bisa saja menganggap kita sebagai orang jahat dan belum bisa memahami bahwa yang kita lakukan justru demi kebaikan mereka. Untuk itu, berikut beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk menjadi ibu yang tegas tanpa takut dianggap jahat oleh anak.
Keberadaan aturan keluarga memang sangat penting. Bahkan aturan itu membantu anak belajar berperilaku nggak hanya di rumah, tapi juga di dunia luar sebagai orang dewasa.
Aturan harus bisa diprediksi, konsisten, dan diikuti dengan konsekuensi jika dilanggar. Kita nggak boleh tergoda untuk menyerah saat anak mulai menawar aturan yang telah ditetapkan.
Hal itu justru bisa membuat anak bingung dan merasa aturan yang ada nggak terlalu penting untuk diikuti. Jadi kita harus tetap percaya diri dengan aturan yang telah ditetapkan.
Sebagai orang tua, kita bertanggung jawab untuk menetapkan aturan demi menjaga keamanan dan mengajari anak berperilaku dengan baik. Tapi di samping itu, penting juga bagi kita untuk menjaga komunikasi terbuka dengan anak tentang peraturan yang kita buat.
Beri anak kesempatan untuk menjelaskan alasan yang masuk akal tentang aturan untuknya. Beberapa aturan mungkin nggak bisa dinegosiasikan tapi beberapa hal yang ringan mungkin masih bisa didiskusiakan bersama dengan anak sebelum diterapkan.
Dalam komunikasi yang terbuka, anak akan merasa dilibatkan sebagai anggota keluarga. Selain itu, kita juga bisa lebih nyaman menjelaskan mengapa aturan tersebut perlu dipatuhi oleh anak.
Menjadi ibu yang tegas memang nggak masalah. Namun kita juga perlu meluangkan waktu untuk mengevaluasi diri, apakah kita terlalu ketat pada anak atau tidak.
Refleksi diri juga bisa membantu menunjukkan bahwa mungkin beberapa aturan yang kita buat perlu dipertimbangkan kembali. Konsekuensi yang diberikan pada anak jika melanggar aturan juga perlu dievaluasi lagi agar masuk akal dan nggak terlalu ekstrim.
Semoga informasi ini bisa membantu ya, Moms!