© Shutterstock.com
Ketika membicarakan ibu tiri dan anak sambungnya, hal yang paling ditakuti adalah hubungan yang tidak menyenangkan. Bahkan sebagian orang dan anak-anak mengaku ketakutan saat menyebut nama ibu tiri. Padahal tidak selalu demikian.
Karena perceraian atau takdir Tuhan yang harus memisahkan, seorang anak dan ayahnya harus hidup dengan ibu sambungnya (ibu tiri) jika memungkinkan. Namun tidak semua anak bisa menerimanya, sebagian lainnya menerima meski terpaksa.
Hubungan antara anak dan ibu sambungnya terkadang begitu canggung karena ayah membawa orang asing masuk dan menjadi bagian dari kehidupan keluarga. Hal semacam ini tentu saja mengganggu kehidupan sehari-hari anak dan keintiman si kecil. Dengan demikian, Moms dan anak sambungnya tentu membutuhkan penyesuaian yang besar.
Posisi ibu kandung tak akan pernah tergantikan, namun masih ada peluang bagi ibu sambung untuk hidup bersama dengan anak tirnya. Apakah ibu tiri selalu kasar, menakutkan, dan tidak bertanggung jawab? Tidak sepenuhnya!
Lantas, bagaimana menjalani hidup dengan si kecil kecil ketika ibu sambungnya baru masuk dalam sususan keluarga?
Saat masuk ke dalam anggota keluarga baru dan menyesuaikan hidup dengan si kecil, jangan pernah berusaha untuk menjadi ibu dan menggantikan posisi ibu kandungnya.
Anggaplah hubunganmu dengan si kecil itu seperti bibi, tante, atau orang yang lebih dewasa dengan si keci. Memaksa anak-anak mengakuimu menjadi ibu dengan mendisiplinkan mereka justru akan membuat hubunganmu lebih sulit.
Seperti dikutip dari parenting.kars4kids.org, menjadi tante atau bibi yang netral dan menyenangkan adalah dambaan setiap anak. Jadilah sosok yang netral dan bisa menjadi pelarian si kecil ketika mereka sedang membutuhkan sandaran adalah cara tepat untuk membangun hubungan hangat dengan anak sambung.
Seorang ahli parenting Dr. Richard Horowitz mengungkapkan jika berhubungan dengan anak sambung itu juga bergantung pada usia sampai hubungan anak dengan ibu kandungnya.
“ Jika ibu kandung bukan bagian dari kehidupan anak dan si kecil masih cukup muda (belum praremaja), ibu tiri dapat mengambil peran penuh sebagai ibu (mengasuh, mendisiplinkan, dll.). Semakin tua anak dan kehadiran ibu kandung membuat situasi semakin menantang. Dalam hal ini ibu tiri beserta ayah kandungnya harus berdiskusi dengan anak apa peran ibu tiri dan apa harapan yang ada untuk kedua belah pihak. Ini sangat penting dalam menetapkan aturan rumah tangga dan dalam menentukan kapan ibu tiri akan memiliki pendirian dalam hal penetapan dan penegakan aturan,” kata Horowitz.
Seorang psikolog mengatakan jika memungkinkan, harus ada diskusi dengan si kecil sebelum ibu tiri mengambil peran barunya. Hal ini akan membantu si kecil untuk mempersiapkan dan mengurangi keterkejutan mereka ketika harus menerima orang tua ‘baru’ dalam hidupnya. Gunakan tips berikut untuk mendekati si kecil.
Sabar
Menjadi ibu sambung memang harus lebih sabar. Tunggulah mereka sampai anak-anak menjadi hangat padamu dan jangan pernah memaksakan hubungan.
Mengundang
Sapalah anak-anak dengan senyuman dan kehangatan. Menjadilah orang tua yang bisa mereka hormati dan sayangi dengan sikap hangat.
Memberikan waktu untuk ayah dan anak
Menjadi ibu sambung, sangat penting untuk mendorong suami agar bias menghabiskan banyak waktu berkualitas dengan anak-anak sehingga mereka tidak melihat Moms mengambil sosok ayah dari pelukan mereka.
Bersikaplah hormat
Selalu berbicara dengan hormat ketika merujuk pada ibu kandung anak agar mereka tidak merasa seolah Moms tengah menjelekkan ibu kandungnya.