© Shutterstock
Wabah corona masih belum hilang dari Indonesia. Parahnya semakin hari justru jumlah kasus corona semakin bertambah di negara ini.
Kondisi ini tentu berdampak pada kehidupan masyarakat. Meski sudah diberlakukan new normal, namun kita harus tetap waspada dalam beraktifitas.
Sementara dalam dunia pendidikan sendiri, kegiatan pembelajaran juga sudah mulai berjalan. Namun, sekolah yang berada di daerah dalam status rawan tetap harus menjalankan kelas online.
Keberadaan kelas online pun menimbulkan pro dan kontra di mata orang tua. Secara nggak langsung, belajar di rumah memang dilakukan agar anak tetap mendapatkan pendidikan di tengah wabah ini. Tapi justru hal ini nggak bisa dipungkiri juga membuat stres para orang tua.
Melihat kondisi kehidupan di tengah wabah saat ini, wajar kalau banyak orang yang mengalami stres. Sementara itu di waktu yang sama, kita sebagai orang tua harus mengajari anak yang menjalani kegiatan belajar di rumah.
Nggak jarang saat anak mulai sulit memahami penjelasan, banyak dari kita yang justru memarahi mereka. Padahal hal itu sebenarnya nggak baik lho, Moms.
Perlu kita ingat bahwa belajar merupakan sebuah proses bagi seseorang untuk memahami sesuatu. Setiap anak punya cara yang berbeda-beda saat memahami sesuatu. Tentu sangat wajar jika mereka membutuhkan waktu lebih untuk memahami sesuatu.
Saat kita memarahi mereka justru hal itu bisa menimbulkan trauma dalam diri anak. Untuk itu, dilansir dari The Conversation, berikut tips mengelola emosi saat belajar bersama anak di rumah.
Setiap kita merasa marah pada sesuatu sebaiknua coba untuk menarik napas dan menghitung sampai tiga. Setelahnya kita bisa mulai bernapas perlahan dan menghitung sampai enam.
Melakukan hal ini sebanyak sepuluh kali akan membuat kita menjadi lebih tenang. Jika masih belum berhasil, kita bisa menjauh sebentar dari anak untuk beristirahat dan merasa lebih baik.
Menenangkan diri memang menjadi pilihan terbaik saat sedang emosi. Tapi menumpuk masalah tentang anak tentu nggak akan baik dan hanya akan berujung pada ledakan suatu hari nanti.
Tentu kita nggak pernah ingin anak kita menjadi sasaran amukan kita. Untuk itu, kita bisa meluangkan waktu untuk curhat dengan keluarga atau orang terdekat. Paling tidak kita bisa mengurangi beban melalui cerita yang kita bagi dengan orang lain.
Di tengah kondisi seperti ini, kita harus sadar bahwa nggak hanya diri kita sendiri yang mengalami stres. Anak pun tentu bisa merasa stres dan depresi karena terlalu lama di rumah.
Mereka juga ingin mendapatkan kehidupan normal kembali dan bermain bersama teman-temannya. Untuk itu kita harus bisa mengendalikan emosi kitapada anak. Bukan hanya kita yang merasa lelah dengan kondisi ini, makanya kita harus bisa berempati pada orang lain termasuk anak.
Meski anak masih kecil, tapi bukan berarti mereka nggak bisa memahami kondisi kita. Maka dari itu, kita bisa mengajak mereka mengobrol dengan tenang untuk mengurangi ketegangan.
Jika kita nggak sengaja marah pada anak sebelumnya, jangan pernah ragu untuk minta maaf secara langsung. Banyak orang tua yang masih merasa gengsi untuk meminta maaf pada anaknya sendiri. Padahal satu kata maaf bisa membantu anak merasa lebih baik.
Semoga tips ini bisa bermanfaat ya, Moms!