© Shutterstock
Hubungan orang tua dan anak yang ideal adalah di mana kita bisa saling terbuka dan punya komunikasi yang baik satu sama lain. Namun kenyataannya masih banyak orang tua dan anak yang menjalani hubungan yang terkesan kaku dan nggak terbuka.
Bahkan banyak orang yang percaya bahwa orang tua justru nggak boleh berteman dengan anak-anaknya sendiri. Mau bagaimana pun peran kita adalah sebagai orang tua dan bukan teman.
Padahal nggak ada salahnya kok membangun persahabatan dengan anak sendiri. Bahkan hal ini bisa memperkuat ikatan antara orang tua dan anak.
Jika kamu masih ragu untuk menyeimbangkan peran ibu dan sahabat bagi anak, dilansir dari Psychology Today, berikut beberapa tips yang bisa kamu pahami.
Orang tua yang efektif akan menetapkan batasan dan aturan yang jelas. Kita nggak berusaha untuk bergaul dengan teman mereka atau berusaha terlihat keren di depan anak.
Yang perlu kita lakukan adalah berusaha dekat dengan anak hingga mereka merasa nyaman dengan kehadiran kita. Orang tua yang efektif akan menjadi sahabat untuk anak dengan tetap menjaga batasan tetap jelas sehingga mereka akan tahu bahwa kita ada untuk mereka.
Kita tentu ingin anak-anak terbuka dan percaya pada kita untuk membagikan pengalaman hidupnya. Jika mereka sudah bisa terbuka, kita akan lebih mudah membimbing mereka dalam menghadapi sesuatu.
Untuk itu, yang pertama harus kita lakukan adalah membuka diri pada anak. Jika kita nggak terbuka, komunikasi yang baik nggak akan tercipta.
Orang tua yang suka mengontrol justru seringkali menciptakan anak-anak pemberontak. Merasa selalu dikekang akan membuat anak melakukan banyak hal buruk yang bahkan mungkin nggak kita ketahui.
Makanya kita harus sadar bahwa mengekang anak terlalu kerasa nggak akan membuat kita lebih dihormati. Kita nggak bisa berharap anak mau menghormati kita jika kita juga nggak menghormati kebebasan mereka.
Menentukan keputusan untuk anak biasanya dilakukan oleh banyak orang tua agar anak mereka nggak gagal. Namun tindakan ini sebenarnya justru merusak harga diri anak kita.
Kita boleh aja membimbing mereka dalam mengambil keputusan namun kita harus tetap membiarkan mereka merancang keputusan sendiri. Daripada membuat mereka merasa diremehkan dan dibodohi, sebaiknya kita mengajarkan pada anak bahwa kegagalan adalah pengalaman baginya untuk belajar.
Semoga tips ini bisa membantu kamu ya!