© Freepik
Dalam ajaran Islam, pernikahan dianggap sebagai institusi yang sakral, dan masing-masing pasangan memiliki tanggung jawab yang sudah ditetapkan. Sementara suami diamanahkan sebagai kepala keluarga dan tulang punggung keluarga, istri juga diberi peran penting dalam menjalankan rumah tangga dan mendukung kesuksesan keluarga.
Nah Diazens artikel ini akan membahas tentang tugas istri menurut perspektif Islam, dan di sini akan mengetahui peran istri dalam membangun hubungan yang harmonis, mendidik anak-anak, serta berkontribusi pada perkembangan spiritual dan sosial keluarga. Dari ajaran-ajaran Quran hingga hadis-hadis yang memberikan panduan, yuk Diazens simak tugas istri menurut islam yang mendasari kehidupan rumah tangga.
© Freepik
Islam telah menganjurkan pada kaum perempuan untuk patuh dan taat pada suaminya, karena hal tersebut dapat membawa maslahat dan kebaikan. Kepatuhan seorang istri terhadap suami nya dianggap sebagai tanda-tanda kesalehan dan ketakwaan.
Itulah mengapa kehidupan berumah tangga mengisyaratkan adanya bentuk institusi dalam mengelolanya, ada pemimpin dan ada juga yang dipimpin. Yang dipimpin hendaknya harus patuh pada yang memimpin, yang dipimpin dalam rumah tangga adalah seorang istri dan yang memimpin adalah seorang suami. Jadi seorang istri harus patuh kepada suaminya selaku kepala keluarga.
Dan parameter kepatuhan seorang istri pada suaminya adalah jika perasaan suami telah ridha terhadap istrinya. Seorang istri wajib untuk patuh kepada perintah suaminya apabila perintah yang dikeluarkan suami termasuk hal-hal yang ada hubungannya dengan kehidupan rumah tangga, perintah yang dikeluarkan harus sejalan dengan ketentuan dan syariat agama islam. Apabila suami memerintahkan istri untuk menjalankan hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan syariat, perintah itu tidak boleh ditaati.
Setelah menikah biasanya yang menjadi permasalahan bagi suami dan istri adalah tempat tinggal, karena sudah menjadi kebiasaan bahwa pada masa-masa awal menikah suami istri masih tinggal atau ikut di rumah orang tua salah satu pasangan lalu kemudian mencari tempat tinggal sendiri.
Dalam hal ini seorang istri harus mengikuti kemana suami bertempat tinggal, entah itu dirumah orang tua nya atau ditempat kerjanya. Karena hal ini merupakan kewajiban seorang istri untuk mengikuti di mana suami bertempat tinggal, sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut yang artinya:
“ Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu (suami) bertempat tinggal menurut kemampuan kamu,…” (QS. Ath Thalaaq: 6).
© Freepik
Ketika seorang istri hendak keluar rumah, maka ia harus mendapatkan izin dari suaminya, karena menurut islam kerelaan suami dalam hal ini sangat diperhatikan, namun yang dimaksud izin dari suami tentunya tidak bermakna teknis bahwasannya setiap kali keluar rumah seorang istri harus menunggu izin dari suaminya lebih dulu. Izin dalam hal ini dimaknai sebagai hal prinsip, yaitu suami dan juga istri bisa saling menyepakati bersama dalam kondisi seperti apa dan dengan maksud apa seorang istri bisa keluar rumah.
Dengan kesepakatan yang sudah dibuat dan seorang istri telah mendapatkan izin dari suaminya untuk keluar rumah dalam urusan-urusan yang memang mengharuskannya keluar rumah. namun perlu digaris bawahi, bahwasannya ada yang perlu dijauhi seorang istri, yaitu keluar rumah untuk tujuan yang tidak jelas, iseng atau bahkan untuk suatu aktivitas yang bisa dikategorikan sebagai kemaksiatan.
Seorang istri yang solehah hendaknya harus selalu memelihara kehormatan dirinya, baik disaat suaminya ada disampingnya ataupun tidak. Karena ketika seorang suami tidak tahu apa yang seorang istri lakukan dibelakang suaminya maka Allah selalu mengetahui apa yang seorang istri lakukan karena Allah tidak pernah tidur. Rumah merupakan tempat dimana seorang suami dan istri melakukan aktivitas khusus yang mana aktivitas itu tidak mungkin dapat dilakukan di tempat lain.
Itulah sebabnya mengapa Islam sangat menghargai dan menghormati tempat itu. Rumah itu ibarat aurat bagi pasangan suami istri, karena rumah adalah tempat privasi kehidupan suami istri yang harus dijaga kehormatannya dan dilindungi. Untuk menjaga kehormatan tersebut maka hendaknya seorang istri melakukan hal-hal yang disenangi oleh suaminya dan juga tidak memasukkan seorang laki-laki yang bukan mahramnya kedalam rumah tanpa izin dari suaminya.
© Freepik
Taat dan patuh disini memiliki arti bahwa seorang istri sebaiknya mengikuti apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang oleh suami selama suruhan dan larangannya tidak bertentangan dengan syariat Agama Islam. Ketaatan seorang istri terhadap suami akan menjadikan suami selalu sayang dan cinta kepada istrinya, serta dapat mengangkat derajatnya sebagai seorang istri dimata suaminya.
Islam juga mengajarkan kepada setiap istri untuk menaati suaminya selama hal itu tidak bertentangan dengan ajaran agama islam, dan suami tidak diperkenankan untuk menyusahkan seorang istri ketika seorang istri telah menaatinya dan seorang istri pun harus memahami bahwa ketaatan yang diwajibkan Islam bukanlah ketaatan yang buta. Seorang istri juga harus dapat memahami apakah itu baik atau buruk.
Menundukkan pandangan artinya tidak menatap laki-laki lain yang bukan suaminya. Tatapan yang dimaksud adalah tatapan yang dapat menimbulkan kegoyahan iman. Kewajiban istri untuk tidak menatap laki-laki lain yang bukan suaminya ini dijelaskan dalam QS. An-Nur: 31. Ayat ini secara tegas memerintahkan kepada para perempuan beriman agar menjaga pandangan dan memelihara kemaluannya.
Allah SWT Memerintahkan para perempuan beriman menjaga pandangan sebab untuk menjaga mereka dari fitnah. Dan tujuan mengapa seorang istri dilarang memandang laki-laki lain adalah agar ia tetap setia pada pasangannya dan tidak mudah berpaling terhadap laki-laki lain yang mungkin lebih tampan atau lebih kaya dibandingkan dengan suaminya. Ketidaksetiaan seorang istri terhadap suaminya bisa dikategorikan sebagai pembangkangan seorang istri terhadap suaminya dan hal tersebut sangat dilarang oleh agama.
© Freepik
Jika melihat kehidupan masyarakat di sekitar, sudah banyak dijumpai kaum wanita yang keluar dari rumahnya dengan tidak mengenakan jilbab, dan bahkan hanya memakai rok mini yang mengumbar aurat mereka, dan anehnya, keadaan itu dianggap biasa, tidak dianggap sebagai sebuah kemaksiatan yang perlu di ingkari. Seakan akan menutup aurat bukanlah sebuah kewajiban bagi seorang muslimah dan membuka aurat bukanlah sebuah dosa yang seharusnya dihindari.
Sebagai seorang perempuan dan juga sekaligus seorang istri sudah menjadi kewajiban seorang perempuan untuk menjaga kehormatan dirinya salah satunya dengan cara menutup aurat. Alasan utama mengapa seorang istri diwajibkan untuk menutup aurat adalah karena para laki-laki (suami) tidak akan rela jika istrinya dipandang oleh laki-laki lain. Seorang suami akan merasakan cemburu di hatinya tatkala istrinya dipandang laki-laki lain. Itulah sebabnya mengapa Allah SWT mewajibkan perempuan muslimah (para istri) untuk menutup auratnya dan tidak menampakkan perhiasannya.
Dalam Islam, kemampuan berkomunikasi yang dimiliki manusia merupakan keistimewaan sangat besar dan termasuk salah satu dari perkara yang membedakan manusia dengan hewan, serta tidak dipisahkan dalam kehidupan manusia, oleh karena itu berkomunikasi sangat dibutuhkan pada setiap gerak dan langkah manusia. Akan tetapi Islam memberikan rambu-rambu ketika hendak berkomunikasi. Terlebih komunikasi yang terjadi antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim nya.
Perlu diketahui bahwasannya dalam berinteraksi dengan lawan jenis seorang perempuan memiliki batasan yang harus diikuti. Terlebih lagi untuk seorang istri. Karena seorang istri memiliki tanggung jawab ganda yaitu menjaga kehormatan dirinya dan juga suaminya. Seorang istri tidak diperbolehkan untuk berbicara pada laki-laki yang bukan suaminya dengan nada yang lembut yang mana dengan berbicara seperti itu akan membuat lawan bicara nya menjadi salah pengertian.
Hal ini telah dijelaskan dalam QS.al-Ahzab: 32. Ayat ini dengan sangat jelas menegaskan bahwa seorang istri memang dilarang untuk berbicara lembut pada laki-laki yang bukan suaminya. Karena dikhawatirkan akan timbul penyakit hati pada lawan bicaranya berupa ketertarikan pada dirinya.
© Freepik
Seorang wanita tidak boleh keluar rumah kecuali dengan izin dari suaminya. Namun seorang suami tidak boleh melarang istrinya untuk berkunjung kepada kedua orang tuanya sebab itu dapat memutuskan tali silaturahmi. Dengan melarang seorang istri menemui orang tuanya maka seorang suami telah merampas hak seorang istri untuk mendapatkan perlakuan baik dari suaminya.
Seorang istri memiliki kewajiban untuk mengurus rumah, suami, dan juga anak-anaknya. Dan kewajiban tersebut akan terlaksana ketika seorang istri tetap berada di rumahnya untuk melakukan apa yang telah menjadi tanggung jawabnya itu. Bahkan kewajibannya untuk tetap berada di rumah itu dijelaskan oleh Allah SWT dan Firmannya QS. Al-Ahzab: 33. Ayat ini dengan tegas menjelaskan bahwa seorang istri hendaknya tetap berada di dalam rumahnya karena tempat yang paling utama bagi seorang istri adalah di rumah.
Ajaran Islam memberikan landasan etika dan moral yang kuat, memberikan pedoman bagi istri untuk menjalankan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab dan kasih sayang. Menciptakan kebahagiaan di rumah tangga bukan hanya tanggung jawab istri semata, melainkan usaha bersama yang melibatkan keterlibatan suami, anak-anak, dan seluruh keluarga.
Nah Diazens itulah 9 tugas istri menurut islam yang dapat dipelajari dan diterapkan dilingkungan keluarga dirumah. Kapan-kapan lagi yaa! See You Diazens.
Editor: Azzahra Zhafirah G.P
