© 2019 Https://www.diadona.id / @ Checkupnewsroom
Tekanan emosional dapat dialami oleh siapapun, tidak terkecuali anak. Anak yang mengalami tekanan emosional biasanya akan mengarah pada perilakunya yang sedih. Jika dibiarkan, hal ini dapat menimbulkan stres atau bahkan depresi.
Tekanan emosional dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti masalah di rumah ataupun di sekolah. Jika sudah begini orang tua akan kebingungan dalam memahami anak. Apa saja perubahan perilaku yang dialami anak saat mengalami tekanan emosional? Yuk, simak selengkapnya.
Dilansir dari Momtastic (17/12), indikasi pertama anak mengalami tekanan emosional, adalah saat anak mulai berperilaku agresif. Orang tua dapat mengetahuinya dengan mengamati perilaku anak terhadap orang-orang disekitarnya. Biasanya, anak yang mengalami tekanan emosional cenderung bertingkah kasar pada teman-temannya.
Beberapa anak yang mengalami tekanan emosional, akan memikirkan atau bahkan membicarakan tentang kematian. Jika sudah begini, orang tua harus segera mengatasinya dengan bertemu dengan psikolog yang profesional.
Tekanan emosional bisa sangat berbahaya bagi anak karena memungkinkan ia menyakiti dirinya sendiri. Hal ini seperti contohnya, membenturkan kepalanya, menggigit kuku, memukul diri sendiri, atau menyayat pergelangan tangan.
Saat dalam keadaan emosi yang tertekan, anak biasanya mengalami perubahan nafsu makan. Bisa jadi nafsu makannya menurun, atau juga bisa jadi meningkat dengan drastis.
Jam tidur anak yang mengalami tekanan emosional akan berubah. Hal ini disebabkan karena ia kesulitan untuk tidur yang disebabkan oleh banyaknya pikiran.
Anak yang mengalami tekanan emosional, biasanya akan murung ataupun menangis secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Hal ini adalah bentuk dari luapan emosi yang ia rasakan selama ini.
Kesulitan dalam dirinya, akan membuat anak menarik diri dari lingkungan sosial. Anak akan cenderung menyendiri dan merenung di tempat sepi.
Jika anak mengalami tanda-tanda seperti di atas, bisa jadi anak mengalami tekanan emosional. Hal ini tidak boleh diremehkan dan dibiarkan, karena akan berpengaruh terhadap perkembangan mentalnya. Untuk itu, tugas orang tua adalah segera menanganinya dengan membawa ke psikolog atau psikiater yang terpercaya.