© Tfamanasek.com
Kabar duka datang dari penjual gudeg legendaris Yogyakarta, Mbah Lindu. Perempuan yang sudah menjual gudeg selama 84 tahun ini tutup usia dalam usia 100 tahun.
Mbah Lindu dikenal sebagai penjual gudeg lintas zaman, yang tak tergeser perubahan tren kuliner modern hingga saat ini. Meski beberapa tahun belakangan, dia sudah tak bisa sepenuhnya berjualan.
Menjelang akhir hayatnya, gudeg Mbah Lindu diteruskan oleh salah seorang putrinya. Namun hingga tubuhnya menjadi renta, Mbah Lindu tetap terlibat dalam proses pembuatan gudeg yang dijual oleh keluarganya.
Mbah Lindu dikenal sebagai perempuan gigih yang sudah menjual gudeg sejak usianya masih belia. Sebelum berjualan gudeg di Sosrowijayan, Mbah Lindu menjual gudegnya berkeliling.
Dulunya, pemilik nama asli Biyem Setyo Utama ini hanya membawa 'oncor' atau 'obor' ketika menjajagan gudegnya di kawasan Condong Catur hingga Malioboro.
Karena tubuhnya makin renta, Mbah Lindu tak lagi terlibat langsung dalam penjualan gudeg yang sudah diteruskan oleh putrinya. Tapi sesekali Mbah Lindu kadang masih ikut berjualan di jalan Sosrowijayan.
" Kadang kalau kangen jualan minta diantar ke Sosrowijayan. Ikut bantu-bantu jualan. Ya kalau Mbah Lindu ga jualan, banyak pembeli yang tanya. Kadang malah ada yang sampai ke rumah untuk ketemu Mbah Lindu. Terus ya makan di dapur," papar putri Mbah Lindur, Ratiyah, seperti dikutip dari laman Merdeka.
Dari waktu ke waktu, meski pelanggannya pun tambah banyak, Mbah Lindu tetap mempertahankan cara menjual tradisional. Dengan cara menggelar dagangan di pinggir trotoar.
Saat ini, gudeg Mbah Lindu dilanjutkan oleh salah seorang putri Mbah Lindu yakni Ratiyah dan anggota keluarga lainnya.
Kisah Mbah Lindu sebagai penjual gudeg legendaris sampai diangkat oleh Netflix. Mbah Lindu dianggap menjadi perempuan gigih yang terus melestarikan tradisi kuliner tradisional Yogyakarta, yakni gudeg.
Bagaimana pun Mbah Lindu akan tetap dikenang sebagai 'legenda gudeg' Yogyakarta. Sugeng Tindak Mbah Lindu.