© Bambangpriantono.wordpress.com/tokopedia.com
Sejak lama, permen pedas sudah dijadiin sebagai permen penyegar mulut. Tapi selain itu, rasa yang enak dengan harga yang murah juga membuat permen yang satu ini makin diminati.
Tapi tahu gak sih kamu kalau di Indonesia sendiri, permen pedas sudah beredar di masyarakat sejak zaman Belanda. Bahkan gak sedikit yang pabriknya memang ada di Indonesia sendiri loh.
Sayangnya, permen mint pedas tempo dulu ini mulai jarang ditemui. Penyebab utamanya ya karena makin banyaknya saingan permen jenis baru. Baik itu dari dalam maupun luar negeri.
Nah ini dia, 6 permen mint pedas tempo dulu yang mulai jarang ditemui yang sudah dikumpulkan oleh redaksi Diadona mengutip dari berbagai sumber :
Permen mint pedas Winston identik dengan kemasan kertas dengan perpaduan warna merah dan juga putih. Kabarnya, permen Winston ini adalah permen produksi asli Malang loh.
Belum ada data jelas sejak kapan permen Winston ini beredar. Namun menurut cerita yang dihimpun dari berbagai sumber, permen Winston ini sudah eksis sejak puluhan tahun.
Katanya sih sampai saat ini permen Winston masih tetap diproduksi. Tapi permen Winston ini hanya dipasarkan di kawasan Malang dan sekitarnya.
Minim sekali sumber yang membahas atau mengulas terkait dengan permen yang satu ini. Permen yang bentuknya bulat bergerigi gula dengan warna hijau ranum ini katanya juga sudah eksis selama puluhan tahun.
Oh iya nama Pastilles sendiri ternyata berarti 'tablet hisap'. Jadi kalau ada permen yang diberi nama Pastilles itu artinya dia 'not just a candy' loh ya.
Permen yang diberi embel-embel Pastilles disebut mengandung Liquorice atau bahan aktif yang cocok untuk obat batuk.
Nah kalau permen yang dikemas dalam bahan kaleng unik ini sudah beredar di Indonesia lebih dari 40 tahun loh. Permen yang diproduksi oleh PT Afiat Industri Farmasi ini sempat booming pada tahun 1990.
Namun tak seperti saudaranya, yakni Kopiko yang sudah mendunia, Pagoda Pastille kini justru makin meredup. Bahkan tak mudah ditemui seperti zaman dulu.
Permen Duplex ini juga permen jadul yang masih eksis. Namun mungkin hanya bisa ditemui di sejumlah toko lawas saja. Permen ini juga identik dengan kemasan kerta dengan isi permen mint putih berbentuk gepeng.
Wah ini nih permen favorit keluarga yang biasanya wajib ada ketika sedang dalam perjalanan jauh. Permen Ting Ting jahe ini diproduksi oleh PT Sindu Amritha di Pasuruan.
Belakangan ini sih pabriknya sedang gencar melakukan inovasi pada produk permen Ting Ting Jahe. Mulai dari memproduksi dengan kemasan yang lebih efisien, hingga memunculkan varian ukuran kemasan.
Tapi tetap saja, permen ini gak mudah ditemukan seperti zaman dulu.
Dan yang terkahir adalah yang paling populer nih, yakni permen Davos. Permen Davos adalah permen mint produksi PT Slamet Langgeng di Purbalingga yang sudah berdiri sejak 1931.
Artinya, permen Davos ini sudah dipasarkan sejak zaman Belanda. Namun terpuruk sesaat ketika Jepang mengambil alih kekuasaan di Indonesia. Setelah itu, permen Davos kembali bergeliat.
Hingga kini permen Davos masih eksis dengan proses produksi manual yang padat karya. Pekerja di pabrik Davos biasanya adalah keluarga turun menuru. Hingga saat ini Davos hanya lazim ditemui di Purbalingga dan sekitarnya.
Namun permen Davos masih tetap bertahan meskipun pemilik hanya bisa mengambil keuntungan tipis. Geliat permen Davos ini dibilang luar biasa, mengingat selama puluhan tahu permen ini bertahan tanpa adanya iklan promosi.
Nah itu dia 6 permen mint pedas tempo dulu yang sekarang mulai jarang ditemui. Kebayang banget kan sensasi perpaduan manis dan semriwingnya yang bener-bener ngangenin.
Jadi di daerahmu masih ada gak nih permen-permen tempo dulu ini?