© Unsplash.com / Prastika Herlianti
Dari sudut pandang kita, mungkin makan dengan menggunakan sumpit sangat kurang ergonomis. Makannya kita dari kecil udah biasa pakai sendok, garpu, atau tangan.
Lalu mengapa orang Jepang atau China makan menggunakan sumpit? Sebelum mengarah ke sana, yuk kita simak dulu sejarahnya.
Ternyata, sumpit tidak selalu menjadi alat makan utama bagi orang-orang di Asia Timur maupun Tenggara. Mengutip dari A Cultural and Culinary History, sendok sebenarnya adalah alat makan paling awal bagi orang-orang zaman kuno.
Pada abad ke-10, millet atau sejenis biji-bijian, menjadi bahan pangan yang dominan di China Utara, Korea, dan Jepang. Millet lebih kecil dari beras dan dimasak menjadi bubur. Sehingga masyarakat Asia Timur menggunakan sendok untuk makan.
Dari sinilah, merebus dan mengukus adalah metode maak masyarakat Asia. Pada zaman itu, makanan yang direbus nggak hanya biji-bijian atau millet tadi, namun juga bahan pangan non-gandum. Makanan non-gandum ini seperti sayuran atau lainnya. Ketika makan geng atau rebusan, maka ia harus menggunakan sumpit agar mengambil rebusan seperti sayuran menjadi lebih efisien. Sebenarnya, sumpit adalah alat bantu makan untuk mengambil makanan non-gandum itu tadi.
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, mereka mulai mengadopsi batu giling dalam penggilingan gandum menjadi tepung terigu. Di sinilah sumpit mulai punya peran pengganti sendok.
Pada abad 10, gandum telah menggeser millet sebagai makanan pokok di China utara dan diikuti orang Korea. Mereka mulai membentuk gandum menjadi olahan makanan dengan bentuk yang sama yaitu mie. Untuk keefisienan dalam makan, sumpit menjadi alat yang sangat efektif untuk makan mie. Dan itu tetap dilakukan hingga saat ini.
Makanan yang dipotong kecil-kecil lebih mudah menggunakan sumpit untuk mengambil dan disantap. Dahulu, makanan seperti daging dan sayuran dipotong menjadi potongan-potongan kecil. Hal ini untuk efisiensi dalam memasak. Jika dimasak kecil-kecil maka bahan makanan akan cepat matang. Sehingga lebih hemat kayu, karena kayu dulu digunakan untuk bahan bakar keperluan dapur.