© Kintamani.id
Emang ya, kalau kita ke Pulau Bali rasanya nggak lengkap kalau nggak mampir ke warung atau resto yang menyajikan ayam betutu. Menu dengan cita rasa gurih dan pedas yang khas ini, memiliki sejarah yang lekat dan kompleks terhadap tradisi dan budaya masyarakat Bali.
Menu ayam betutu biasanya menggunakan satu ekor daging ayam utuh yang dimasak dengan berbagai macam bumbu, dan memakan waktu sangat lama. Proses pembuatan ayam betutu ini juga dikenal cukup unik dan rumit.
Dahulu, ayam betutu diolah dengan proses tradisional yang memakan waktu cukup panjang. Ayam yang sudah dibaluri bumbu, dibungkus dengan daun pisang. Kemudian dikubur dalam tanah, bersamaan dengan bara sekam. Proses tersebut bisa memakan waktu hingga 10 jam.
Namun karena kini sudah banyak berkembang teknologi kuliner, ayam betutu bisa dimasak haya dalam waktu jam saja. Proses lebih cepat untuk pengolahan ayam betutu tersebut dilakukan dengan alat presto.
Setiap daerah di Bali memiliki ciri khas pengolahan ayam betutu sendiri-sendiri, sesuai dengan adat dan tradisi yang mereka pegang teguh. Sebab, ayam betutu sudah lama dikenal sebagai makanan yang wajib hadir pada setiap ritual keagamaan besar di Bali.
Konon katanya, kuliner ayam betutu ini merupakan warisan dri kerajaan Majapahit sekitar abad ke-16. Hingga saat ini, ayam betutu menjadi kuliner khas masyarakat Hindhu Bali yang sudah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia.
Meski kuliner ayam betutu bisa ditemukan di seluruh Pulau Bali, namun ternyata ada satu warung paling legend yang sudah berdiri sejak tahun 1978. Katanya nih, warung Men Tempeh ini bisa dibilang warung yang menyajikan ayam betutu paling orisinil di Bali.
Harga seporsi ayam betutu di Men Tempeh mencapai Rp 90 ribu sampai dengan ratusan ribu rupiah. Lokasinya berada di area terminal Gilimanuk. Namun warung ini kabarnya sudah memiliki cabang juga di kawasan Denpasar.
Wah jadi ngiler nih pengen makan ayam betutu. Sayannya Men Tempeh ini belum buka cabang di Jawa ya.