© Unsplash.com / Brett Jordan
Setiap negara punya aturan sendiri untuk rakyatnya. Termasuk aturan dalam urusan makanan. Adapun suatu negara juga melarang makanan tertentu untuk dipasarkan di wilayahnya. Bahkan, makanan-makanan ini ternyata biasa kita konsumsi sehari-hari lho. Kira-kira kenapa ya?
Nah, kali ini, diadona.id akan membahas 6 makanan sehari-hari yang ternyata dilarang beredar di beberapa negara karena kandungan bahan-bahannya yang dianggap kurang sehat. Apa aja sih? Dilansir dari berbagai sumber, Yuk kita simak.
Di berbagai negara, bar sereal, oatmeal dan produk lain serupa dianggap makanan sehat yang mengandung vitamin. Namun, kamu nggak akan bisa menemukan produk macam ini di Denmark. Denmark menganggap produk-produk seperti Oatmeal dan Bar Sereal mengandung kelebihan zat beracun yang berefek buruk pada hati dan ginjal anak-anak jika dikonsumsi secara terus menerus.
Menurut komisi kesehatan Eropa, jelly dalam kemasan cangkir kecil sangat berbahaya bagi anak-anak. Hal ini dikarenakan akan membuat anak mudah tersedak. Di beberapa negara Eropa dan Australia telah melarang makanan ini beredar.
Keripik kentang atau keripik apapun yang mengandung olestra atau pengganti lemak sintetis ini dilarang di Kanada dan Eropa. Suplemen ini mencegah tubuh menyerap zat dan vitamin yang bermanfaat dan dapat menyebabkan masalah perut.
Di Eropa dan Inggris, penjualan ayam yang diobati dengan klorin telah dilarang sejak 1997. Hal ini dikarenakan adanya salmonella dan infeksi bakteri yang berdampak pada tubuh orang yang mengonsumsinya. Dan pada 2010 lalu, larangan ini juga diterapkan di Rusia.
Untuk menghasilkan kentang tumbuk instan, butylhudroxyanisole (BHA, E320) sering digunakan. National Institutes of Health melakukan beberapa penelitian dan menyimpulkan bahwa pengawet ini sangat membahayakan manusia. Jepang dan beberapa negara Eropa sudah melarang produk ini beredar.
Margarin dianggap bisa menyebabkan masalah metabolisme, tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskular. Di Kanada, Denmark, dan Swis, margarin sudah dilarang. Dan beberapa negara ada yang mengatur jumlah batas konsumsinya.