© Youtube.com/Domo Bramantyo
Hari ini (20/8) tepatnya pada 1 Muharram 1442 H kita telah memperingati tahun baru Islam. Beragam tradisi dilakukan untuk merayakan bulan Muharram ini.
Nah, perayaan seperti ini juga identik dengan kuliner yang khas. Ternyata Indonesia juga punya, lho, kuliner khas untuk memperingati tahun baru islam ini.
Apa aja itu? Yuk kita simak!
Bubur Suro adalah salah satu sajian khusus masyarakat Jawa untuk memperingati tahun baru Islam ini. Bubur Suro sendiri terbuat dari beras, santan, garam, jahe dan serai.
Untuk rasanya juga sangat gurih. Apalagi disajikan dengan seriphan jeruk bali, bulir delima, tujuh jenis kacang (kacang tanah, mede, kacang hijau, kedelai, kacang merah, kacang Bogor, dan Kacang Tolo).
Bubur Suro disajikan karena memiliki makna yang cukupmendalam. Ada doa di dalam sepiring bubur suro. Mereka yang mengonsumsi bubru suro saat Tahun Baru Islam diharapkan akan diberi perlindungan oleh Allah SWT.
Bubur Merah Putih ini biasanya disajikan oleh masyarakat Tasikmalaya dan juga masyarakat Garut. Bubur ini terbuat dari beras yang dimasak dengan santan dan diberi tambahan daun pandan untuk menambah cita rasa bubur merah putih.
Namun, nggak seperti namanya kok. Meskipun dinamakan bubur merah putih, nyatanya bubur ini justru berwarna coklat dan putih. Biasanya, bubur merah putih disajikan untuk memperingati 1 Muharram dengan membawa ke masjid dan membagikannya kepada jamaah.
Bubur Asyura merupakan Bubur yang disajikan untuk memperingati setiap 10 Muharram. Umat Islam di Kalimantan Selatan menggelar tradisi khusus yakni Puasa Asyura.
Nah, selain melaksanakan puasa sunnahg tersebut, orang-orang Banjar juga biasanya memasak Bubur Asyura. Bubur ini sendiri memiliki warna kuning, dengan rasa gurih dari berbagai macam bahan.
Dari berbagai sumber, bahan yang digunakan mencapai 41 jenis campuran seperti sayuran dan kacang-kacangan. 41 bahan ini harus paten, tidak boleh kurang tidak boleh lebih. Bahkan ketika jumlahnya kurang, harus ditambah lagi dengan bahan lainnya walaupun hanya berupa batu atau lumut. Yang pentting jumlahnya pas 41 jenis.
Bubu akan diberi doa di masjid, kemudian dibagikan ke warga sekampung.
Tumpeng merupakan sajian khas masyarakat jawa untuk memperingati berbagai acara. Salah satunya adalah memperingati 1 Muharram ini.
Tumpeng sendiri merupakan simbol dari penghormatan kepada tuhan dan para leluhur. Masyarakat Semarang biasanya menyajikan tumpeng dengan tradisi Kembul Bujana atau menyantap tumpeng secara bersama-sama.
Bella Pitunrupa merupakan bubur tradisional khas Bugis Sulawesi Selatan. BBella Pitunrupa memiliki arti bubur tujuh macam.
Disebut bubur tujuh macam karena memang biasanya dibuat dari tujuh macam hasil bumi seperti jagung, pisang, nangka, beras ketan putih, beras biasa, kacang hijau, serta labu. Bahan-bahan tersebut adalah bahan-bahan yang tumbuh di atas permukaan tanah, bukan yang tertanam.
Tujuh bahan adalah simbol dari jumlah hari dalam sepekan. Bubur ini dibuat dan pada hari ke-10 Muharram. Bahan yang tumbuh di atas permukaan menjadi simbol kemakmuran dan limpahan rezeki untuk setiap hari selama setahun ke depan.
Ayam Ingkung adalah sajian khas perayaan besar masyarakat Jawa untuk memperingati Tahun baru Islam atau malam 1 Suro.
Ayam lingkung adalah ayam kampung utuh yang dimasak menggunakan santan. Ada pula bumbu lain seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, daun salam, sereh, dan beragam bumbu lainnya.
Ayam lingkung biasanya disajikan bebarengan dengan bubur merah putih.
Kalau kue apem mungkin udah nggak asing lagi, ya. Kue Apem memang identik dengan berbagai perayaan di Indonesia. Salah satunya juga memperingati 1 Muharram. Berbeda dengan di Jawa, masyrakat Gorontalo menyajikan Apem pada 10 Muharram.
Kue ini memiliki bahan dasar tepung beras dan gula merah. Gula merah melambangkan darah, keberanian dan pengorbanan. Sedangkan kue apem berwarna putih sebagai simbol kesucian.