© Thinkstockphoto.com
Pernah nggak sih kamu ngatain orang dengan konotasi Bau Terasi? Konotasi tersebut emang kecenderungannya lebih ke arah negatif ya. Tapi nyatanya, terasi sendiri tak seiring dengan konotasinya loh.
Sejauh ini, masakan Indonesia banyak banget yang mengandalkan sedap dan harumnya aroma terasi untuk membuat hidangan lezat. Kamu pasti juga sering kan menggunakan terasi untuk bahan makananmu kan?
Selain cita rasa dan aromanya yang sedap, ternyata terasi ini adalah sebuah warisan kebanggaan Kerajaan Padjajaran loh. Dilansir dari laman GNFI terasi sendiri mulanya dibuat oleh Raja pertama Cirebon yakni Pangeran Cakrabuana atau Mbah Kuwu.
Bahkan kabarnya nih ya, kepiawaian Pangeran Cakrabuana dalam membuat terasi, mampu menjadikan Cirebon ketika itu sebagai Ketumenggungan di bawah kekuasaan Kerajaan Padjajaran. Udang Cirebon yang diolah menjadi terasi dianggap memiliki nilai lebih.
Ketika itu, terasi disebut merupakan salah satu upeti yang harus diberikan oleh Kerajaan Cirebon pada Kerajaan Padjajaran. Tak hanya itu, terasi kabarnya juga sudah ada sejak zaman kerajaan Singhapura.
Kerajaan Singhapura sendiri merupakan kerajaan Melayu yang berpusat di Temasek, yang kini merupakan wilayah Singapura modern. Pada masa itu, terasi menjadi memasuki masa kejayaan dan menjadi bahan makanan favorit.
Bahkan terasi ini kabarnya juga menjadi bahan makanan kegemaran Laksamana Cheng Ho dari Tiongkok. Nah loh ternyata terasi memiliki sejarah yang luar biasa kan. Jadi ternyata terasi nggak senegatif ungkapan konotasinya.
Mulai sekarang jangan malu kalau dikatain bau terasi ya. Eh ya nggak gitu juga sih, masak iya harus seneng disamain sama bau terasi. Tapi yang jelas kita harus bangga ya dengan warisan kuliner dari leluhur kita.