© D'Penyetz
Tak sedikit loh restoran di luar negeri yang menyajikan makanan khas Indonesia. Seperti di Singapura, Australia, Jepang, Prancis hingga Amerika Serikat, sejumlah restoran yang sajikan makanan Indonesia bisa dijumpai.
Ya, meskipun nggak semudah di Indonesia tentunya. Kali ini mari intip restoran yang sajikan menu Indonesia di Melbourne, Australia.
D’Penyets, restoran yang berada di pusat kota Melbourne, Australia ini telah buka sejak tahun 2019. Sebelumnya, restoran ini hadir di Singapura sejak tahun 2009 silam.
Menurut pemiliknya, Edy Ongkowijaya, ia diajak membuka restoran oleh pasangan dari Indonesia yang sudah lama tinggal di Melbourne.
Mereka tertarik bekerja sama dengan restoran miliknya setelah mengetahui kesuksesan D’Penyetz di Singapura.
" Kita observasi dulu sampai akhirnya mendapatkan lokasi yang pas di Lygon, karena di sana banyak orang Asia. Orang Australia yang sering ke Bali dan wisata Indonesia lainnya juga banyak yang suka karena mereka sudah mengenal kuliner Indonesia dan merasa sangat sesuai di lidah mereka," terang Edy sebagaimana dikutip dari Liputan6.com pada 22 Juli 2021.
Menurut Edy, ada beberapa faktor penting yang harus disesuaikan dengan selera local, yakni selerea warga Negara Indonesia itu sendiri.
Seperti porsi yang lebih besar, ukuran ayam dan ikan yang lebih besar dari biasanya hingga pilihan sambal yang mild atau tidak terlalu pedas,
" Ada juga faktor kesehatan, seperti menggunakan cholestrol-free cooking oil dan harus dicantum kadar kalori dan alergen warning," ungkapnya.
Nggak Cuma jual ayam penyet, restoran ayam penyet milik Edy ini juga menawarkan iga bakar, sop buntut, satai ayam, terong balado, dan sayur asem.
Makanan favorit di restoran khas Indonesia ini adalah ayam penyet, iga bakar, sop buntut, nasi goreng, satai ayam, tahu telor, sampai gado-gado.
" Kita pakai bumbu premix, tepung premix, dan sambal dikirim dari central kitchen Jakarta. Ini demi konsistensi dan juga rasa asli Indonesia dengan rempah asli Indonesia," terang Edy.
D'Penyetz juga punya minuman D'Cendol yang menggunakan cendol dan gula aren dari Indonesia. Toppingnya beragam, seperti nangka, durian, oreo, dan masih banyak lagi.
Edy menyebut 70 persen pelanggannya adalah orang Asia. Mayoritas pengunjungnya adalah warga Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Filipina yang banyak tinggal di Melbourne.
Selain itu, warga Australia juga nggak sedikit yang datang, terlebih bagi mereka yang menikah dengan warga Negara Indonesia di Australia.
" Tepat setahun setelah cabang pertama di Lygon, kita buka cabang kedua di 335A Clayton, dekat Monash University dan Clayton Station, dan ternyata responsnya luar biasa," sambungnya.
D’Penyetz berawal dari usaha Edy membuka restoran Indonesia di Singapura. Ia tinggal di Singapura sejak 1993 untuk menimba ilmu. Setelah lulus, ia memutuskan menjadi pengusaha kuliner dan tetap tinggal di Singapura. Setelah mencoba berbagai usaha restoran, Edy akhirnya mendirikan D’Penyetz yang menjadi awal kesuksesannya di dunia kuliner.
" Tahun 2010 kita ekspansi ke Malaysia, 2011 di Brunei Darussalam dan baru 2012 buka di Indonesia, waktu itu di ITC Roxy Mas. Lalu 2014 masuk ke Myanmar dan 219 ke Australia," terang Edy.
Dengan pengalamannya saat membuka waralaba sebelumnya, Edy memberanikan diri untuk membuka gerai ayam penyet sendiri.
" Total kita punya 135 outlet di enam negara. Di Singapura sudah ada lima outlet dan rencananya akan buka dua outlet lagi dalam waktu dekat. Targetnya, kita mau buka satu outlet lagi di Singapura. Jadi, total nanti ada delapan outket di tahun 2021 ini," tutupnya.