© Jajanancirebon.com
Krupuk dan orang Indonesia adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, bagaikan dua sisi koin. Hampir setiap kuliner nusantara menjadikan krupuk sebagai makanan pendamping atau bahkan sebagai camilan. Hampir setiap daerah punya krupuk yang menjadi ciri khas daerah tersebut.
Pada umumnya, proses penyajian kerupuk akan diolah dengan cara digoreng menggunakan minyak. Namun, masyarakat mempunyai cara unik dalam menyajikan kerupuk. Mereka menggunanakn pasir sebagai ganti dari minyak goreng. Ya, masyarakat Cirebon menggoreng krupuk menggunakan pasir.
Meskipun demikian, pasir yang digunakan bukan sembarang pasir lho ya, melainkan pasir yang sudah melewati proses pengayakan. Setelah diayak, pasir kemudian dijemur untuk menghasilkan pasir yang bersih dan kering. Setelah itu, barulah pasir layak digunakan sebagai pengganti minyak.
Proses pengolahan yang unik tenyata menghasilkan nama yang unik juga. Kerupuk yang diolah menggunakan pasir tersebut bernama Kerupuk Melarat. Kerupuk yang mempunyai banyak warna ini ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan kehidupan masyarakat Cirebon di masa lalu.
Menurut Nurdin M. Noor seorang budayawan, seperti yang dilansir dari liputan6.com, nama asli dari kerupuk itu adalh kerupuk meres. Tapi, pada kisaran tahun 1980 nama kerupuk meres berubah menjadi kerupuk melarat.
Nama tersebut disematkan karena kerupuk tersebut dianggap sebagai simbol orang miskin di daerah tersebut. Hal tersebut, berawal dari cara pengolahan kerupuk yang tidak menggunakan minyak, tapi menggunakan pasir. Pada saat itu kerupuk melarat dianggap sebagai camilan masyarakat kelas bawah dan terbuang.
Namun, seiring berkembangnya zaman, kerupuk yang biasanya dipadukan dengan sambal khas Cirebon, seperti sambal asam, sambal dage atau oncom sudah menjadi idola semua golongan. Baik warga asli Cirebon ataupun masyarakat dari luar Cirebon.
Bagaimana pendapatmu tentang Kerupuk Melarat ini? Yang jelas ini bukan makanan murahan, ya.