© Picoshots.com/@iyessany
Sesuai dengan tradisi masyarakat Jawa, perempuan yang sedang hamil dan memasuki usia 9 bulan harus membuat jenang procotan. Kemudian dibagikan ke tetanga atau juga keluarga terdekat. Orang Jawa juga menyebutnya sebagai bancaan, atau semacam syukuran. Dipilihnya jenang Procotan ternyata memiliki alasan sangat kuat loh.
Jenang Procotan sendiri dibuat dari tepung beras. Biasanya jenang Procotan disajikan dalam takir daun pisang yang kemudian disiram dengan kuah santan bercampur gula kelapa, yang kemudian diberi potongan atau pisang raja yang utuh. Rasa dari jenang procotan sendiri manis legit sekaligus gurih yang didapatkan dari santan kelapa.
Biasanya jenang Procotan disajikan selagi hangat. Perpaduan antara jenang bersantan yang diletakkan di takir daun pisang akan menimbulkan aroma yang sangat sedap dan menggugah selera. Biasanya ada juga yang menghiasnya dengan potongan daun pandan, sehingga aromanya semakin khas. Wah kebayang kan gimana nikmatnya jenang Procotan ini.
Perempuan Jawa yang sedang hamil 9 bulan juga sangat dianjurkan untuk mengonsumsi jenang Procotan, setelah membagikannya pada prosesi bancaan. Harapannya sang ibu dan jabang bayi makin sehat dan bisa melalui proses persalinan dengan lancar dan selamat. Kalau dilansir dari laman NU Online, ada alasannya kenapa jenang untuk perempuan hamil 9 bulan dinamai jenang Procotan.
" Jenang Procotan ini mengandung makna agar jabang bayi lekas lahir dengan selamat, mak Procot kalau orang Jawa bilang," papar Ngatmi, salah seorang warga kaki Gunung Lawu Karanganyar.
Wah ternyata nama jenang Procotan bukan sembarang nama ya. Filosofi yang terkandug dalam makanan manis gurih ini ternyata sangat dalam. Penuh dengan doa dan harapan, agar perempuan hamil 9 bulan bisa mengalami persalinan dengan sehat dan lancar. Kalau kamu perempuan Jawa, kamu harus buat jenang Procotan juga ya. Sekalian untuk melestarikan tradisi juga loh!