© Youtube.com / Dyodoran
Tapi, mendengar namanya apa nggak jorok? Tenang aja, meskipun namanya Nasi Goreng Sampah, bukan berarti kamu akan makan nasi goreng yang dicampur dengan sampah.
Terus, apa yang membuat tempat ini ramai dikunjungi pengunjung? Yuk kita simak.
Kenapa sih dinamakan Nasi Goreng Resek? Pak Man, penjual Nasi Goreng Resek mengatakan bahwa Resek atau sampah diambil dari awal mula ibunya berjualan nasi goreng. Awalnya mereka berjualan di sebelah tempat pembuangan sampah. Karena itu lah, Ia menamakannya Nasi Goreng Resek.
Bukan hanya namanya saja yang menjadi keunikan. Namun cara masak nasi goreng ini cukup unik pula. Pak Man mengolah aneka bahan seperti mie, suwiran toge, dan irisan kol menjadi satu sehingga terlihat seperti sampah. Uniknya, nasi ini diolah menggunakan kaldu ayam. Ia juga menggunakan minyak bekas ayam supaya rasa nasi goreng lebih gurih.
Nasi Goreng Resek ini sudah ada sejak tahun 1959 yang dulu dijual oleh ibunya. Sekarang adalah generasi kedua.
Sehari, Pak Man bisa menghabiskan sekitar 80 porsi. Dalam sehari, dia memerlukan 2 sak beras untuk diolahnya menjadi nasi goreng. Dan semuanya ludes dalam waktu 3 jam. Untuk harganya sendiri, Ia menjual mulai dari harga Rp 9.000. Warung ini dibuka mulai pukul 18.00 dan tutup pukul 21.00.
Bagaimana? Tertarik untuk mencoba kuliner yang ada di Kota Malang ini? Atau kamu punya rekomendasi tempat lain yang ada di Malang? Silahkan tulis di kolom komentar, ya. Dan jangan lupa, share ke teman-teman kamu.