© USFWS / Nancy Gelman
Di tengah isu global tentang virus Corona yang menimpa kota Wuhan dan negara-negara lain, masyarakat berasumsi bahwa makanan ekstrem menjadi salah satu penyebab tersebarnya virus ini. Sempat beredar di masyarakat tentang sup kelelawar yang menjadi konsumsi orang China di wuhan hal inilah yang menyebabkan masyarakat berasumsi inilah penyebab virus Corona.
Nah, ternyata beredar lagi di masyarakat foto sup trenggiling. Ini juga menuai kontroversi di tengah masyarakat. Kali ini kita akan membahas tentang Trenggiling ini.
Sepuluh tahun terakhir, trenggiling telah menjadi hewan yang paling banyak diperdagangkan secara ilegal. Ada lebih dari satu juta trenggiling yang diambil dari hutanh di Asia dan Afrika. Mengapa trenggiling sangat diburu oleh manusia? Ternyata sisik trenggiling dipercaya mempunyai manfaat medis dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
Diambil dari berbagai sumber, daging trenggiling yang dijual secara ilegal dimasak menjadi sup dan dikonsumsi oleh orang-orang karena alasan budaya, spiritual, dan faktor sosial. Bahkan sup trenggiling ini disajikan sebagai makanan mewah oleh pebisnis atau politikus dalam rangka memamerkan kekayaan.
Untuk harganya sendiri memang nggak main-main. Satu kilogram daging trenggiling dihargai sekitar 470 US Dolar atau Rp 6,5 juta. Pantesan cuman orang-orang elit aja yang bisa makan.
Daging trenggiling memiliki bau yang tidak biasa dan dapat memenuhi seluruh rumah. Tekstur dagingnya sama seperti hewan pada umumnya namun berwarna lebih gelap. Daging trenggiling sedikit lengket dan memiliki tekstur seperti benang.
Sebenarnya, trenggiling merupakan hewan yang sangat dilindungi di Asia dan Afrika. Namun tiap tahun jumlahnya berkurang karena tingginya permintaan terhadap daging trenggiling di China dan Vietnam.