Kicak ©gudeg.net
Bagi kamu masyarakat Yogyakarta, pasti sudah pernah mencoba kuliner yang satu ini. Namanya adalah Kicak. Asal kamu tahu, makanan ini sering dijumpai saat ramadan dan akan menghilang ketika ramadan selesai.
Bagi kamu yang udah pernah rasain dan menjadi penggemar kicak, pasti penasaran. Kenapa sih kicak cuma ada saat bulan Ramadan aja? Yuk kita ulas secara lengkap.
Kicak sejatinya adalah makanan yang terbuat dari tepung ketan dan sudah eksis sejak tahun 1950-an. Dilansir dari berbagai sumber, pembuat dari kuliner manis adalah Mbah Wono yang merupakan warga asli Kampung Kauman di Yogyakarta. Sayangnya, beliau sendiri juga tidak ingat mengapa kue ini dinamakan Kicak.
Usut punya usut, berbagai sumber menyebutkan bahwa makanan ini memiliki nama Kicak karena warga Kauman yang punya kebiasaan menyebut jadah, jajanan dari tepung ketan dengan sebuatan kicak.
Rasanya yang manis dan lezat menjadikan Kicak makanan yang sangat cocok dijadikan Takjil saat berbuka. Kicak ini paling banyak ditemukan di pasar ramadan yang ada di Kampung Kauman. Tentu saja, makanan ini cuma bisa kamu temukan saat bulan ramadan saja.
Meskipun sudah banyak pedagang Kicak di berbagai wilayah, namun Kicak Khas Kauman buatan Mbah Wono tetap yang paling banyak dicari. Meskipun begitu, Ternyata kepopuleran kicak tidak berlaku di hari-hari biasa. Di luar Ramadan, pembeli kicak sangat sepi.
Karena proses pembuatan Kicak membutuhkan waktu yang cukup lama, dan peminat kicak berkurang drastis saat hari biasa, maka dari itu penjual kicak lebih banyak membuat saat ramadan saja. Karena itulah Kicak lebih banyak ditemui ketika Ramadan.