Nyale, Cacing Laut Lazat Jelmaan Puteri Cantik Mandalika

Reporter : Hevy Zil Umami
Selasa, 4 Februari 2020 20:08
Nyale, Cacing Laut Lazat Jelmaan Puteri Cantik Mandalika
Berburu cacing yang disebut Bau Nyale adalah tradisi orang Lombok, NTB. Konon cacing ini tak sembarang cacing, karena ia adalah jelmaan seorang puteri cantik, Puteri Mandalika.

Bau Nyale adalah tradisi berburu cacing laut di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Cacing yang punya nama 'Nyale' ini bisa dikonsumsi dan juga punya rasa yang lezat.

Nyale punya ragam warna,ada yang merah, kuning, dan hijau, sudah seperti warna pelangi ya.

1 dari 5 halaman

Ilustrasi Cacing Nyale

Diceritakan bahwa ia adalah jelmaan seorang puteri cantik ialah karena, konon zaman dulu kala, hiduplah seorang puteri bernama Mandalika yang hidup di Pulau Lombok.

2 dari 5 halaman

Ilustrasi Cacing Nyale

Kecantikan membuatnya diperebutkan oleh banyak pangeran. Puteri Mandalika tak suka dengan kondisi ini, dan akhirnya mengorbankan dirinya sendiri dengan lompat ke laut dan berubah menjadi cacing, agar dirinya bisa dinikmati oleh siapapun termasuk rakyatnya.

3 dari 5 halaman

Ilustrasi Cacing Nyale

Kemunculan cacing ini pun hanya sekali dalam setahun, biasanya pada bulan Maret.

4 dari 5 halaman

Ilustrasi Cacing Nyale

Nyale mengandung protein yang tinggi, bahkan mengalahkan kandungan protein pada telur dan susu sapi. Nyale juga mengandung karbohidrat, fosfor, dan zat besi yang tinggi. Orang Lombok sendiri biasanya mengolah nyale dengan cara dijadikan pepes, berkuah santan, atau dijadikan sambal.

5 dari 5 halaman

Ilustrasi Cacing Nyale

Sambal nyale dikenal dengan nama Bokosawu Nyale. Bahan-bahan yang digunakan pada sambal nyale adalah campuran daun kemangi dan air perasan jeruk limau. Sedangkan sambal matang dengan nyale yang dimasak dengan parutan kelapa sangrai, disebut Nyale Pa'dongo.

Beri Komentar