© Pikdo.biz
Pada zaman sekarang, sebuah warung makanan tak bisa hanya bergantung pada hasil masakan yang enak. Ada hal lain yang membuat sebuah warung menarik untuk selalu dikunjungi, yaitu nama. Seperti halnya, warung Kong De alias Bokong Gede di Surabaya ini.
Nama warung yang satu ini cukup nyentrik dan berbeda dengan warung-warung yang lain. Mengutip dari laman ngopibareng.id, ada cerita unik dibalik penamaan warung ini. sekedar info, warung ini milik Ibu Maisun seorang wanita berusia 50 tahun.
Pada tahun 2003, saat warung itu masih bernama warung Biru, ada seorang pelanggan yang suka memperhatikan Maisun ketika menguleg sambal. " Itu bokong apa gentong?" canda si pelanggan sambil merekam momen itu di handphone jadul.
Ketika rekaman tersebut ditunjukkan ke Maisun, dia mengamini " Iya, bokongku ternyata besar." Ibu Maisun memang humoris. Dari situlah kemudian nama Warung Biru berubah menjadi Warung Kongde alias bokong gede. Ternyata, nama itu membawa perubahan, dengan semakin banyaknya pengunjung yang tertarik dengan warung tersebut.
Menu favorit pelanggan ketika berkunjung ke warung ini adalah Nasi Selulup. Selulup berasal dari bahasa Jawa yang artinya menenggelamkan diri ke dalam air. Ternyata, ini dikarenakan lauk yang disajikan adalah perpaduan lauk yang berasal dari perairan dan daratan.
Lauk seperti cumi, ikan tongkol, empal daging, dan babat akan mengisi satu porsi piring dari Nasi Selulup. Ada satu lauk yang pantang dilewatkan ketika berkunjung ke Warung Kongde ini yaitu serundeng kelapa. Namun di sini namanya berubah menjadi 'Jembut Belanda'
Sebagai pelengkapnya, ditambahkan Sambel Jancok ke dalam satu porsi Nasi Selulup. Sambel Jancok hanya terbuat dari cabe rawit dan garam. Konon, ketika orang memakan sambel ini akan kepedesan dan seketika mengumpat " Jancok, pedes sambele!" . Sebuah umpatan khas Jawa Timur.
Satu porsi Nasi Selulup dibanderol dengan harga 25 ribu. Cukup mural untuk satu piring nasi yang penuh lauk. Warung Kongde sendiri buka setiap hari pada pukul 07.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Lokasinya berada di sekitar jalan Baliwerti tapi masuk ke dalam gang Bubutan II/III. Warungnya berada di antara gang. Jadi, bila dicari di peta akan sedikit tidak jelas.
Wah, sepertinya seru ini warung. Gimana, mau nyobain nggak?