© Merdeka.com/shutterstock.com
Ada pernah denger nggak sih kuliner unik yang namanya sate kere. Asalnya ada yang dari Solo dan ada juga yang dari Yogyakarta. Seperti namanya, sate kere yang dalam bahasa Jawa berarti ‘sate miskin’ ini harganya murah banget.
Makanya sate kere ini identik dengan orang-orang ‘kere’, yang kantongnya sering tipis dan cuma kuat beli makan-makanan terjangkau. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, sate kere ini digemari sama orang-orang dari berbagai kalangan.
Mengutip dari berbagai sumber, sate kere ini ada dua jenis, yang pertama berasal dari Solo atau Surakarta yang terbuat dari tempe gembus atau tempe yang terbuat dari ampas tahu. Tapi nggak Cuma itu, sate kere dari Solo ini biasanya juga dicampur dengan potongan jeroan.
Tapi beda lagi dengan sate kere yang berasal dari Yogyakarta, sate kere di sana menggunakan jeroan sapi. Khususnya jeroan sapi bagian koyor atau bagian lemak. Namun demikian, baik sate kere yang berasal dari Solo maupun Yogyakarta, keduanya sama-sama menggunakan bumbu kacang.
Sejarah sate kere konon menjadi simbol ‘perlawanan’ para penduduk pribumi ketika masih dijajah oleh Belanda. Ketika itu, sate pada umumnya merupakan hidangan para bangsawan atau priyayi. Sedang rakyat jelata tentu tak mampu menjangkaunya.
Nah inovasi sate kere kemudian muncul, untuk menunjukkan pada para penjajah. Bahwa penduduk pribumi juga bisa menikmati hidangan nikmat dengan harga yang sangat terjangkau. Hingga kini, sate kere pun masih menjadi simbol ‘perlawanan’ di kalangan muda-mudi kere.
Tapi nggak juga sih, seperti yang disebutkan sebelumnya. Bahwa sate kere kini sudah menjangkau semua kalangan masyarakat. Gimana nih menurut kamu? Sate kere memang bukan hanya untuk orang ‘kere’ kan? Sampaikan pendapattmu di kolom komentar ya.