© Unileverfoodsolutions.co.id
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang kaya akan nilai adat dan budaya. Salah satunya adalah masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa selalu menaruh nilai-nilai budaya di setiap aspek kehidupan. Termasuk di dalam makanan tradisional.
Salah satu makanan yang sarat akan nilai budaya adalah sayur lodeh. ungkin kita semua tahu dengan masakan yang terdiri dari berbagai macam sayuran ini.
Baca juga:
Sego Pager Dari Jawa Tengah, Suka Makan Tanaman Nggak Tuh?
Bir Pletok Khas Betawi Saingan Wine Belanda, Tapi Nggak Bikin Mabuk
Konon, masyarakat Jawa jaman dahulu memasak sayur lodeh sebagai upaya penolak wabah penyakit. Dilansir dari laman kumparan, situasi terserang wabah covid-19 saat ini mengingatkan kembali akan kehadiran sayur lodeh yang konon bisa menolak musibah.
Pada jaman dahulu ketika muncul 'pagebluk' masa terjadinya suatu wabah, sayur lodeh adalah makanan tradisional yang pertana kali muncul. Dalam tradisi masyarakat Jawa, dianjurkan untuk memasak makanan dengan tujuh rupa bahan; sayur lodeh yang terdiri dari kluwih (nangka muda), cang gleyor (kacang panjang), terung, waluh (labu), godong so (daun melinjo), melinjo, dan tempe.
Konon, ketujuh bahan tersebut dalam bahasa Jawa memiliki pengertian dan harapan tersendiri. Misalnya, kluwih yang dalam bahasa Jawa bermakna 'kluwargo luwihono anggone gulowentah gatekne.' Artinya, keluarga menjadi yang utama dan harus diperhatikan.
Namun, apakah itu bisa relevan dengan situasi saat wabah covid-19 ini muncul?
Menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman, hal ini tak sepenuhnya benar. Peran sayur lodeh sebagai penolak bala atau wabah dalam tradisi pageblug hanya sekadar daya pikat tambahan saja.
Ia menambahkan, bahan-bahan dalam sayur lodeh juga sebenarnya tak memiliki makna pasti. Masyarakat Jawa terkenal dengan kebiasaannya yang mencocok-cocokan atau istilahnya otak-atik gatuk, agar makanan tersebut tampak lebih menarik dan patut diperbincangkan.
Menurutnya hal yang paling masuk akal dari eksisnya sayur lodeh adalah ketersediaan pangan khas Nusantara. Karena sayur lodeh mencampurkan berbagai hasil pertanian yang tumbuh di Indonesia.
Menurut Fadly, dari sayur lodeh, masyarakat Jawa karena mereka ingin menceritakan bahwa masyarakat Nusantara bisa bertahan hidup dengan makanan tersebut. Mengingat jaman dahulu bahan pangan sangat sulit untuk didapat.
Terlepas dari nilai budaya yang melekat pada sayur lodeh ataupun pendapat sejarawan tentang makanan ini, sayur lodeh adalah makanan sehari-hari yang kerap menghiasi meja makan masyarakat Indonesia.
Terdiri dari berbagai sayuran yang bergizi, sayur lodeh akan tetap menjadi makanan pengisi perut kala lapar dan juga jadi sajian bergizi khas masyarakat Indonesia.