© Boorbudurnews
Nggak cuma di Wuhan, ternyata Jogja pun juga memiliki kuliner unik berbahan dasar kelelawar. Masyarakat Gunung Kidul biasanya mengolah kelelawar dengan bumbu bacem. Menu unik yang cenderung ekstream ini memiliki minat tinggi dari kalangan masyarakat Jogja sendiri, maupun wisatawan yang tengah berkunjung.
Menurut laman berita Borobudur News, ada salah satu pedagang kuliner bacem kelelawar yang masih tetap berjualan meskipun isu merebaknya virus Corona di seluruh dunia tengah santer terdengar. Namanya Sukarwati, yang bahkan menyebut kalau dagangannya sama sekali tak mengalami penurunan omset.
Sukarwati ini bahkan menyebut kalau dirinya baru mengetahui bahwa kelelawar disebut menjadi peranatara utama merebaknya virus Corona di kalangan manusia. Ia bahkan bersyukur, meskipun virus tersebut tengah merebak tapi masyarakat masih membeli dagangannya. Keterangan di laman tersebut didapat pada awal Februari silam.
Biasanya, Sukarwati mampu menjual puluhan ekor kelelawar bacem setiap harinya. Namun jika tangkapan kelelawar hanya sedikit, tentu dia tak bisa menjual sebanyak itu. Sukarwati menyebut bahwa dirinya mendapatkan kelelawar dari para pemasok.
Masih menurut Sukarwati, kelelawar bacem yang dijualnya dinilai sangat aman. Mengingat dia memasaknya dalam proses yang cukup lama, hingga kelelawar benar-benar bisa matang. Ternyata proses pemasakan kelalawar bacem ini memang membutuhkan proses yang cukup panjang.
Pertama kelelawar harus dikuliti, sehingga bersih dari bulu-bulu. Kemudian kelelawar yang sudah dikuliti direbus dalam air mendidih, kemudian ditiriskan dan dicuci kembali dengan air bersih. Tahap selanjutnya adalah direbus dengan bumbu bacem sampai bumbunya meresap, (hmm kebayang gurihnya kayak apa)
Kemudian kelelawar tersebut siap digoreng menggunakan minyak kelapa. Kelelawar berukuran kecil biasanya dijual dengan harga Rp 7-8 ribu per ekor, sedang ukuran besar dibanderol harga Rp 15 ribu. Gimana nih kamu tertarik untuk mencoba kuliner unik dari Jogja ini?