© 2020 Https://www.Twitter.com/@iiiikasu
Gerai kopi Starbucks memang punya banyak penggemar di Jepang. Menyikapi pandemi Virus Corona, Starbucks kooperatif terhadap imbauan pemerintah, jadi mereka terpaksa harus menutup sementara sejumlah gerai mereka di Jepang. Warga Jepang yang tahu akan hal ini pun berbondong-bondong datang dan rela mengantri panjang untuk tetap bisa merasakan minuman dari gerai kesayangan mereka ini.
Tercatat ada lebih dari 1.200 cabang Starbucks di Jepang, termasuk Reserve Roastery terbesar kedua di dunia. Selain itu bisa dikatakan, konsumen Jepang bagai anak emas bagi Starbucks, karena banyak menu terbaru Starbucks yang hadir pertama kali atau terbatas hanya di Jepang. Produk koleksi perlengkapan minum Starbucks juga langsung dijual di Jepang terlebih dahulu sebelum didistribusikan ke negara lain.
Karena bersikap kooperatif, managemen pusat Starbucks Jepang dengan cepat mengambil langkah-langkah untuk melindungi staf dan pelanggan mereka selama tahap awal wabah virus Corona ada di Jepang. Kini langkah yang diambil lebih tegas setelah pemerintah menetapkan tujuh prefektur di Jepang sebagai kawasan darurat. Seluruh warga masyarakat diminta untuk diam di rumah.
Pihak Starbucks mengambil langkah dengan menutup 850 gerai di Jepang. Penutupan mulai berlaku dari 9 April 2020 di tujuh prefektur kawasan darurat yakni Tokyo, Kanagawa, Saitama, Chiba, Osaka, Hyogo dan Fukuoka.
Hal ini bagai sebauh kabar perpisahan antara pelanggan dan gerai Starbucks, alhasil dengan inisiatif, para pelanggan Starbucks seolah kompak mengantre di gerai-gerai Starbucks terdekat di kota mereka. Antrean bahkan sudah mengular sejak gerai belum buka.
??????????????????????????????????????????????????????????? pic.twitter.com/Pt3BNWlUJD
Hal ini pun jadi bahan perbincangan hangat di media sosial. Seperti sebuah akun twitter @iiiikasu yang membagikan foto beberapa gerai Starbucks yang ramai oleh pengunjung di Stasiun Kamata, Osaka. Pemandangan ini justru terlihat miris, mengingat kondisi saat ini yang harusnya orang-orang menjaga jarak dan mengurangi adanya kerumunan. Unggahan ini pun dapat banyak komentar dari netizen. " Tidakkah orang-orang menyadari alasan Starbucks tutup adalah untuk menghentikan orang-orang berkumpul di dekat toko mereka?" komentar seorang netizen. " Saya mengerti kalau sebuah toko akan ditutup, orang-orang langsung ingin pergi ke sana, tetapi ayolah - mereka harus memahami keseriusan situasi saat ini," sambung netizen lainnya. Menjelang deklarasi darurat, pemerintah Jepang juga secara khusus meminta orang-orang untuk tidak keluar pada malam hari dan pada akhir pekan. Selain itu, menjaga jarak antar orang juga jadi hal yang banyak dikampanyekan di Jepang.