© 2025 Https://www.diadona.id
Dunia hiburan tanah air kembali diwarnai dengan aksi inspiratif. Kali ini, sosok aktor muda yang kerap wara-wiri di layar kaca, Jefri Nichol, mengambil peran berbeda. Bukan sebagai tokoh utama di film, melainkan sebagai sosok yang menggaungkan kepedulian terhadap satwa liar, khususnya gajah Sumatra yang kini berada di ujung tanduk kepunahan.
Belum lama ini, sebuah acara makan malam bersama media digelar untuk menandai penyerahan donasi bagi konservasi gajah Sumatra. Donasi tersebut disalurkan melalui organisasi yang selama ini dikenal aktif menjaga keberlangsungan satwa langka di Indonesia. Malam itu, Jefri hadir bukan sekadar tamu undangan, melainkan bagian penting dari gerakan ini. Ia bersama Kusuka menginisiasi kampanye penggalangan dana demi kelestarian gajah Sumatra.
© 2025 https://www.diadona.id
Di hadapan para tamu undangan dan awak media, Jefri berbicara dari hati. Dengan nada serius namun penuh semangat, ia mengungkapkan rasa cintanya pada dunia satwa. “ Saya sangat suka dunia fauna karena bagi saya mereka punya hati yang pure. Tapi akhir-akhir ini banyak berita menyedihkan tentang gajah yang habitatnya terus menyusut dan mengalami penurunan populasi secara drastis. Itu membuat saya merasa terpanggil untuk bertindak. Jika kita tidak bertindak cepat, Indonesia akan kehilangan salah satu ikon satwa liarnya. Saatnya kita dukung konservasi sebelum terlambat!” tegasnya.
Kampanye yang mereka usung bukan sekadar wacana. Aksi nyata pun dilakukan lewat lelang paket Kusuka edisi khusus. Hasil lelang itu sepenuhnya didonasikan untuk membantu upaya pelestarian gajah Sumatra, mulai dari perlindungan habitat, pemantauan populasi, hingga mengurangi konflik antara manusia dan satwa liar.
Seorang perwakilan dari brand yang terlibat dalam kampanye ini juga menegaskan komitmen mereka terhadap kelestarian lingkungan. “ Kami ingin inisiatif ini menjadi pemantik awal untuk upaya yang berkelanjutan dalam menyelamatkan gajah Sumatra dari kepunahan. Setelah kampanye ini, kami berharap masyarakat, pemerintah, juga komunitas lebih aktif terlibat dan memberikan donasi langsung kepada lembaga konservasi,” ujarnya.
Memang, kondisi gajah Sumatra kian memprihatinkan. Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), populasi gajah Sumatra diperkirakan hanya berkisar 1.300 hingga 1.500 ekor di tahun 2024. Angka ini terus menurun seiring maraknya perambahan hutan dan perburuan liar. Tak heran jika berbagai pihak mulai angkat suara dan turun tangan demi mencegah kepunahan hewan berbelalai ini.
Jefri pun berharap langkah kecil yang ia lakukan bisa jadi inspirasi buat banyak orang. Baginya, kepedulian terhadap satwa liar bukan sekadar pilihan, melainkan kewajiban bersama sebagai manusia yang hidup berdampingan dengan makhluk lain. “ Kita harus selalu ingat bahwa kebaikan bukan hanya buat sesama manusia, tapi juga buat makhluk hidup lain yang berbagi planet ini dengan kita. Dengan mendukung konservasi, kita jadi bagian dari penyelamatan gajah Sumatra! Setiap aksi kecil bisa bikin perubahan besar!” tuturnya penuh keyakinan.
Meski kolaborasi kali ini berakhir di malam itu, Jefri berharap keterlibatannya tidak berhenti sampai di sini. Ia terbuka untuk kembali turun tangan di kampanye lain yang menyangkut pelestarian satwa langka seperti badak, harimau, hingga berbagai hewan dilindungi lainnya.
Langkah yang dilakukan Jefri dan Kusuka memang belum mampu mengubah dunia seketika. Tapi, seperti kata pepatah, setiap perjalanan panjang selalu dimulai dengan satu langkah kecil. Dan siapa tahu, langkah kecil ini bisa menjadi gerakan besar yang membawa harapan baru bagi gajah-gajah Sumatra dan satwa liar lainnya di negeri ini.