© Shutterstock.com
Sejak beberapa waktu terakhir, tempe menjadi perbincangan hangat ibu-ibu rumah tangga dan para pedagang kecil. Mulai dari ukurannya yang mengecil, harganya yang mulai naik, dan sekarang tempe tak lagi diproduksi karena produsen sedang mogok kerja.
Bikin khawatir emak-emak, ratusan perajin tempe dan tahu di Jakarta Pusat menghentikan produksi sementara selama tiga hari terhitung sejak pagi ini, (21/2/2022) hingga Rabu 23 Februari 2022 mendatang.
Aksi mogok kerja dan enggan produksi ini disebabkan oleh harga kedelai impor sebagai bahan baku utama yang masih tinggi. Akibatnya, tahu dan tempe pun menjadi makanan langka selama tiga hari ke depan di sejumlah wilayah seperti Jakarta dan beberapa wilayah di sekitarnya.
Menanggapi hal ini, Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jakarta Pusat Khairun mengatakan jika aksi mogok produksi dilakukan serentak oleh seluruh perajin tahu tempe di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
" Semua produsen di Jabodetabek sudah tutup. Kalau tidak ditutup akan di'sweeping' oleh teman-teman kita juga. Karena tutup ini serentak dilakukan," ungkap Khairun seperti dikutip dari Antara pada Senin, (21/2).
Sebabkan tempe menjadi bahan makanna langka, aksi mogok kerja ini terpaksa dilakukan agar Kementerian Perdagangan dapat melakukan intervensi atas tingginya harga kedelai impor yang saat ini mencapai Rp12 ribu perkilogramnya.
Jika mengikuti harga kedelai impor di pasar sebagai bahan produksi, para produsen tempe mangku bakal gulung tikar dalam waktu singkat. Mengingat berbagai cara sudah diterapkan, seperti mengurangi ukuran sampai menaikkan harga jual masih tidak berjalan sesuai harapan.
Mengingat tempe adalah salah satu bahan pokok utama yang harganya merakyat, bagaimana jika para produsen terus melanjutkan aksi mogok kerjanya?
Akankah pemerintah segera mengatasi kurangnya bahan pangan berprotein tinggi tersebut? Atau tempe bakal menjadi makanan bersejarah karena tak lagi diproduksi lagi seperti dulu?
Mari tunggu saja kelanjutannya! Semoga tempe tidak menjadi sejarah karena langkanya produk makanan favorit rakyat Indonesia ini.